Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Menghirup Aroma Kopi Bisa Memberikan Manfaat Kesehatan

Kompas.com - 07/03/2024, 08:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menikmati secangkir kopi panas setiap hari dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan untuk tubuh.

Dikutip dari Huffington Post, kopi menawarkan beragam manfaat seperti meningkatkan  energi, mengurangi risiko diabetes tipe 2, mendukung kesehatan otak, dan menurunkan risiko mengalami depresi.

Namun, manfaat yang paling banyak dicari oleh kebanyakan peminum kopi yakni untuk meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan daya ingat sebelum memulai aktivitas atau saat sedang beraktivitas.

Meski begitu, seseorang tetap bisa mendapatkan manfaat tersebut hanya dengan menghirup aromanya saja.

Lantas, benarkah menghirup aroma kopi bisa memberikan manfaat untuk kesehatan?

Baca juga: Studi: Pakai Gula atau Tanpa Gula, Kopi Bermanfaat Memperpanjang Umur


Manfaat menghirup aroma kopi

Kopi dapat memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan, seperti meningkatkan gairah, kewaspadaan dan fokus pada peminum reguler, tanpa mereka benar-benar mengonsumsi minuman tersebut, demikian temuan terbaru.

Penelitian menyebutkan bahwa orang-orang tetap bisa mendapatkan manfaat tersebut hanya dengan menghirup aromanya saja.

Sebagai bagian dari penelitian ini, sebuah tim peneliti mengeksplorasi hubungan antara kopi dan gairah untuk melihat apakah paparan rangsangan pada otak dapat memberikan manfaat kognitif yang sama dengan kafein, dilansir dari Times of India.

"Selama individu melihat hubungan antara kopi dan gairah, hanya dengan terpapar isyarat yang berhubungan dengan kopi saja sudah dapat memicu gairah dengan sendirinya tanpa mengonsumsi kafein dalam bentuk apa pun," kata Eugene Chan, peneliti utama studi ini, yang dipublikasikan di Journal of Consciousness and Cognition.

Menurut para peneliti, mencium aroma kopi dapat menimbulkan efek psikoaktif dan membangkitkan gairah dari minuman tersebut.

Hal ini karena otak peminum kopi yang sudah terbiasa dengan kopi dikondisikan untuk merespons kopi dengan cara-cara tertentu.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Minum Kopi dengan Tambahan Gula Setiap Hari?

"Jadi, saat berjalan melewati kafe favorit Anda, mencium bau bubuk kopi, atau bahkan menyaksikan isyarat terkait kopi dalam bentuk iklan, sudah dapat memicu reseptor kimiawi dalam tubuh kita," jelas Chain.

"Sehingga kita bisa mendapatkan sensasi gairah yang sama tanpa harus mengonsumsinya," imbuhnya.

Para peneliti mengekspos 871 partisipan dari budaya Barat dan Timur terhadap isyarat yang berhubungan dengan kopi dan teh dalam empat eksperimen terpisah yang akan membuat mereka memikirkan zat tersebut tanpa benar-benar mengonsumsinya.

Selain itu, penelitian yang diterbitkan di The National Library of Medicine (NLM) pada 2019 juga menunjukkan hal serupa.

Para peneliti mengatakan bahwa menghirup aroma kopi satu kali dapat meningkatkan memori kerja dan merangsang kewaspadaan.

Kendati demikian, menghirup aroma kopi tidak dapat mengurangi stres atau memodulasi respons otonom terhadap stres.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Minum Kopi dengan Tambahan Gula Setiap Hari?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com