Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Ungkap Penyebab Tabrakan KA Turangga-KA Bandung Raya di Cicalengka

Kompas.com - 17/02/2024, 06:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan, masalah persinyalan dan faktor manusia berupa bias konfirmasi menjadi penyebab tabrakan KA Turangga-KA Bandung Raya di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 

Untuk diketahui, kecelakaan yang melibatkan kereta api (KA) 350 CL Bandung Raya dan KA 65A Turangga terjadi pada Jumat (5/1/2024) lalu. 

Tabrakan "adu kambing" tersebut menyebabkan empat orang meninggal dunia dan 37 orang mengalami luka-luka. 

Dikutip dari Antara, Jumat (16/2/2024), hasil investigasi KNKT menunjukkan, anomali berupa uncommanded signal (sinyal yang tidak diperintahkan) menjadi salah satu penyebab tabrakan KA Bandung Raya dan KA Turangga itu.

Selain itu, adanya bias konfirmasi petugas pengatur perjalanan kereta api (PPKA) di stasiun ditenggarai juga berkontribusi sebagai penyebab kecelakaan KA di Cicalengka tersebut.

Baca juga: Detik-detik Tabrakan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya, Gerbong Terangkat dan Terlempar ke Sawah

Baca juga: Alasan Mengapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak

Baca juga: Dugaan Penyebab Tabrakan KA Turangga-KA Bandung Raya, Ini Kata KAI

Kronologi masalah sinyal di Cicalengka

Dilansir dari Kompas.id, Jumat (16/2/204), saat kecelakaan terjadi, Stasiun Cicalengka mengirim sinyal mekanik melalui sistem interface (penerjemah sinyal mekanik ke elektrik dan sebaliknya) tanpa perintah ke sistem persinyalan elektrik Stasiun Haurpugur.

Sinyal tak diperintahkan itu mengindikasikan seolah-oleh telah diberi tanda bahwa blok telah aman oleh Stasiun Cicalengka.

Akibatnya, petugas Stasiun Haurpugur memberangkatkan KRL Bandung Raya menuju Stasiun Cicalengka.

Hal ini menjadi dasar pengambilan keputusan pelayanan KA dari tiap stasiun, kemudian kecelakaan pun tak terhindarkan.

Penjelasan penyebab tabrakan kereta di Cicalengka

Plt Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT Gusnaedi Rachmanas menyampaikan, uncommanded signal (sinyal tak diperintahkan) dalam sistem pengoperasian kereta api dipengaruhi sistem interface.

“KNKT menyimpulkan bahwa kecelakaan ini terjadi akibat adanya sinyal yang dikirim sistem interface tanpa perintah peralatan persinyalan blok mekanik,” ucap Gusnaedi.

Lebih lanjut ia menjelaskan, terdapat perbedaan sistem persinyalan kereta api yang digunakan di blok antara Stasiun Haurpugur yang menggunakan blok elektrik, dengan Stasiun Cicalengka yang memakai blok mekanik

Oleh karena itu, sebuah perangkat interface di Stasiun Cicalengka digunakan untuk menghubungkan kedua sistem blok itu.

"Uncommanded signal tersebut muncul akibat tegangan dengan amplitudo tinggi dalam waktu singkat yang dialami interface Stasiun Cicalengka ketika menerima sinyal dari Stasiun Haurpugur," kata dia. 

Sebelumnya, anomali sinyal tak diperintahkankan tercatat sudah terjadi empat kali sejak Agustus 2023. Namun, petugas menganggap hal itu biasa terjadi karena dapat dinormalkan kembali dengan mengatur ulang sistem.

Halaman:

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com