Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendamba Kabinet Rekonsiliasi Nasional

Kompas.com - 06/02/2024, 23:06 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

SUASANA empat debat capres-cawapres terkesan sesak akibat penuh kebencian dengan saling melecehkan, bahkan menghina secara tidak beradab.

Namun suasana debat capres terakhir menjelang pilpres 2024 terkesan sejuk dengan saling menghormati dan menghargai secara beradab.

Terkesan sudah ada semacam kesepakatan antara ketiga paslon presiden dan wapres untuk menghentikan perseteruan dan permusuhan antara mereka.

Ada kesan kelak terjalin kesepakatan bersama untuk menyelenggarakan rekonsiliasi nasional.

Pihak yang memenangkan pilpres akan mengajak pihak lawan menjadi kawan dengan memberi jabatan menteri di dalam kabinet rekonsiliasi nasional yang akan dibentuk oleh presiden dan wakil presiden terpilih.

Selaras makna adiluhur kearifan pitutur “Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake”.

Saya pribadi sebagai rakyat jelata yang berupaya meletakkan kemanusiaan di atas segala-galanya termasuk kekuasaan, benar-benar merasa bersyukur atas perubahan suasana pascadebat capres yang tidak lagi secara membabibutatuli menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan merebut tahta singgasana kekuasaan.

Di antara segenap presiden Amerika Serikat, adalah Abraham Lincoln yang paling saya kagumi karena beliau meletakkan kemanusiaan di atas segala-galanya.

Abraham Lincoln pula yang membentuk Kabinet Rekonsiliasi Nasional dengan mengajak para mantan lawan politik untuk bergabung di kabinet Amerika Serikat 1861-1865.

Gagasan politik Abraham Lincoln yang semula dianggap konstroversial itu kini dapat disimak pada buku Team Of Rivals: The Political Genius of Abraham Lincoln yang ditulis sejarawati Amerika Serikat, Doris Kearns Goodwin sebagai penerima anugerah Pullitzer 2005.

Saya sadar bahwa tidak semua warga Indonesia terutama yang mewarisi kearifan kaum kolonial maka gemar suasana permusuhan memecah-belah bangsa, setuju gagasan Rekonsiliasi Nasional, apalagi Kabinet Rekonsiliasi Nasional.

Namun selama mendamba belum secara konstitusional resmi dilarang di Tanah Air Udara tercinta, dengan penuh kerendahan hati saya memberanikan diri untuk mendamba Kabinet Rekonsiliasi Nasional demi mewujudkan cita-cita terluhur rakyat Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur yang bersama hidup damai dan sejahtera di negeri gemah ripah loh jinawi, tata tenteram kerta raharja. MERDEKA!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com