KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, terdapat Siklon Tropis Anggrek di perairan bagian Barat Daya Indonesia pada Selasa (16/1/2024).
Hal itu diketahui dari unggahan akun instagram @infobmkg pada Selasa.
“Siklon Tropis ANGGREK terpantau di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu di sekitar 9.4 derajat LU dan 93.3 derajat BT, dengan kecepatan angin maksimum 35 knot dan tekanan udara minimum sebesar 1000 hPa,” bunyi unggahan tersebut.
BMKG memprediksi intensitas Siklon Tropsi Anggrek meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah timur.
Saat dihubungi, Deputi Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, siklon tropis tersebut muncul pada pukul 01.00 WIB, Selasa.
“Pada tanggal 16 Januari 2024 pukul 01.00 WIB, BMKG melalui TCWC Jakarta (Tropical Cyclone Warning Center) mengidentifikasi adanya pembentukan 1 Siklon Tropis di sekitar Samudra Hindia sebelah Barat Daya Bengkulu,” ujar Guswanto kepada Kompas.com, Selasa.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Diprediksi hingga Februari 2024, BMKG Ungkap Penyebabnya
Guswanto menerangkan, siklon tropis muncul dikarenakan adanya perubahan atau gradien suhu permukaan laut.
“Kalau lebih dari 4 derajat, maka akan membentuk energi kinetik yang semakin lama, semakin besar membentuk pusaran angin,” ungkapnya.
Namun, pada awal pembentukan tersebut, masih disebut sebagai bibit siklon tropis. Pihaknya menyebutkan, indikasi munculnya bibis siklon tropis tersebut sudah diketahui sejak 15 Januari 2024.
Pada saat itu masih disebut bibit siklon tropis 98S.
Bibit siklon tropis untuk menjadi siklon tropis, harus mencapai tekanan angin sebesar 1000 milibar dan kecepatan angin 35 knot.
“Pada pukul 1 dini hari tadi, Bibit Siklon Tropis 98S kemudian berubah menjadi Siklon Tropis Anggrek. Perkiraan kami Siklon Tropis Anggrek akan ada sampai tiga hari ke depan,” lanjutnya.
Baca juga: Cuaca Panas Belum Berlalu, BMKG Ungkap Potensi Kenaikan Suhu Bumi pada 2024
Guswanto mengatakan, Siklon Tropis Anggrek tersebut dapat memberikan dampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
Kondisi cuaca tersebut menyebabkan naiknya gelombang perairan Indonesia, berikut rinciannya:
Selain itu, kata Guswanto, juga akan menyebabkan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.