Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Melihat Hujan Meteor Quadrantid Malam Ini, Bisa Disaksikan di Langit Indonesia

Kompas.com - 03/01/2024, 16:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena astronomi berupa puncak hujan meteor Quadrantid akan terjadi pada Rabu-Kamis, 3-4 Januari 2024.

Peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Clara Yono Yatini memastikan, hujan meteor Quadrantid bisa dilihat di langit Indonesia.

"Bisa dilihat dari Indonesia selama cuaca memungkinkan," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/1/2024).

Hujan meteor Quadrantid merupakan salah satu fenomena astronomi yang sudah terjadi sejak 28 Desember 2023 silam.

Namun, puncaknya baru akan terjadi malam ini, Rabu (3/1/2024).

Pada masa puncaknya, Anda bisa menyaksikan sekitar 60-200 bintang jatuh per jam.

Baca juga: Apa Perbedaan Meteor, Asteroid, dan Komet? Berikut Penjelasannya

Jadwal puncak hujan meteor Quadrantid

Menurut Clara, puncak hujan meteor Quadrantid bakal terjadi pada tengah malam, tepatnya pada 3-4 Januari 2024.

"Puncaknya tanggal 3-4 Januari 2024, dari tengah malam sampai dini hari," ucapnya.

Puncak hujan meteor Quadrantid diperkirakan bakal berlangsung pada pukul 00.00-4.00 WIB.

"(Puncaknya) sekitar tengah malam tanggal 3 Januari sampai tanggal 4 subuh," kata Clara.

Baca juga: Fenomena Hujan Meteor Quadrantid 3 Januari, Pertama Tahun Ini

Cara menyaksikan hujan meteor Quadrantid

Hujan meteor Quadrantid merupakan salah satu peristiwa langit paling menarik untuk disaksikan sepanjang 2024.

Clara memastikan, masyarakat di Indonesia dapat menyaksikan fenomena ini tanpa menggunakan alat bantu.

Dikutip dari laman NASA, berikut cara melihat hujan meteor Quadrantid:

  • Carilah area yang jauh dari kota atau lampu jalan
  • Pilih kursi atau berbaring telentang dengan kaki menghadap timur laut dan melihat ke atas dan tunggu hingga subuh tiba
  • Hujan meteor Quadrantid akan muncul dan menghiasi langit
  • Quadrantid juga dikenal dengan meteor bola apinya yang terang karena ledakan cahaya dan warna yang lebih besar serta dapat bertahan lebih lama dari rata-rata rentetan meteor.

Hujan meteor Quadrantid berasal dari asteroid 2003 EH1 yang membutuhkan waktu 5,52 tahun untuk sekali mengorbit Matahari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com