KOMPAS.com - Diet telur rebus menjadi salah satu tren pola makan yang tengah ramai dilakukan warganet untuk menurunkan berat badan.
Orang yang menerapkan diet ini harus minimal makan dua sampai tiga butir telur rebus untuk setidaknya satu kali makan setiap hari.
Diberitakan New York Post, diet telur rebus diyakini dapat menurunkan berat badan hingga 11 kilogram dalam waktu dua minggu.
Diet telur rebus dilakukan dengan cara makan setidaknya dua butir telur dan satu potong buah, serta sayur atau protein rendah karbohidrat untuk sarapan.
Makan siang dan makan malam terdiri dari telur atau protein tanpa lemak ditambah sayuran rendah karbohidrat.
Lalu, efektifkah diet telur rebus dalam menurunkan berat badan? Adakah efek sampingnya?
Baca juga: 5 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet yang Berhasil Kuruskan Tika Panggabean
Diet telur rebus dilakukan dengan cara makan paling tidak dua butir telur rebus dengan sayuran rendah karbohidrat, buah-buahan tertentu, dan sedikit asupan lemak tambahan.
Dikutip dari Women's Health, berikut daftar makanan yang bisa dikonsumsi bersama telur rebus.
Sebaliknya, terdapat beberapa jenis makanan yang perlu dihindari oleh orang yang menjalani diet telur rebus.
Baca juga: Diet Water Fasting Disebut Ampuh Turunkan Berat Badan, Aman untuk Kesehatan?
Ahli gizi dari New York, Erin Palinski-Wade menyatakan, diet ini mungkin akan menurunkan berat badan karena pola makan yang rendah kalori dan karbohidrat.
“Penurunan berat badan awal akan mencakup kehilangan air, sehingga memberikan hasil yang ‘menarik’, namun sebenarnya tidak banyak kehilangan lemak tubuh,” jelasnya.
Saat menerapkan diet telur rebus, orang akan mengurangi asupan karbohidrat sehingga tubuh melepaskan air melalui urine. Situasi ini mengakibatkan berat air di tubuh hilang tapi tidak menghilangkan lemak tubuh.
Menurut Erin, diet telur rebus mungkin aman dilakukan selama beberapa minggu. Namun, tidak boleh berkelanjutan untuk jangka panjang.
Dia juga menyebut, berat badan pelaku diet ini akan bertambah lebih banyak setelah menerapkannya. Ini karena orang cenderung makan berlebihan setelah menjalani diet yang sangat ketat.