Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Ambisius Israel, Berencana Bangun Tandingan Terusan Suez yang Lewati Gaza

Kompas.com - 05/11/2023, 18:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir, Israel disebut merencanakan sebuah proyek ambisius untuk menandingi Terusan Suez, Mesir.

Rencana itu sempat mengemuka pada 2021, ketika kapal kontainer Ever Give kandas di Terusan Suez yang mengakibatkan tertutupnya jalur pelayaran selama sepekan.

Dikutip dari The Arab Weekly, proyek Terusan Ben Gurion Israel itu akan menghubungkan Laut Merah hingga Mediterania, sama dengan Terusan Suez.

Hanya saja, Terusan Ben Gurion nantinya akan masuk melalui Teluk Aqaba di Laut Merah.

Terusan itu akan bermula di Eilat, kota pelabuhan di perbatasan Israel dan Yordania dan berakhir di Jalur Gaza, sebelum akhirnya menuju Laut Mediterania.

Disebutkan bahwa jarak antara Eilat dan Mediterania tidak jauh, bahkan mirip dengan jarak penghubung Suez antara Laut Merah dan Mediterania.

Selain menyaingi Terusan Suez, proyek ini ditujukan untuk membangun kota-kota kecil, hotel, restoran, dan klub malam di sekitar jalur itu.

Baca juga: Macet Total karena Kapal Raksasa Tersangkut, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Terusan Suez

Gagasan sudah ada sejak lama

Gagasan mengenai kanal Israel yang menghubungkan Mediterania dan Laut Merah ini sebenarnya bukanlah hal baru.

Dikutip dari Business Insider, Amerika Serikat (AS) pada 1960-an disebut telah mempertimbangkan proposal untuk membangun alternatif Terusan Suez melalui Israel.

Ini diketahui dari isi memo pada 1963 yang dideklasifikasi pada 1996. Rencananya, mereka akan menggunakan 520 bom nuklir untuk membangun jalur air tersebut.

Memo tersebut menyerukan penggunaan bahan peledak nuklir untuk penggalian kanal Laut Mati melintasi gurun Negev.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Evergreen di Terusan Suez, Jepang Pertimbangkan 3 Opsi Rute Baru

Diketahui, memo itu berasal dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore yang didukung oleh Departemen Energi AS.

Laporan tersebut menyatakan, penerapan penggalian nuklir untuk membuat kanal di permukaan laut sepanjang 160 mil melintasi Israel.

Karena penggalian konvensional memakan dana besar, bahan peledak nuklir dapat digunakan sebagai alternatif mengatasi situasi itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Terusan Suez Mulai Dibangun

PBB disebut sudah meninjau

Para pejabat PBB juga disebut telah meninjau pembangunan terusan baru di sepanjang perbatasan Mesir-Israel itu.

PBB telah menugaskan studi kelayakan dari perusahaan terowongan internasional OFP Lariol, yang memperkirakan Terusan Ben Gurion dapat dikeruk dalam waktu lima tahun.

Dikutip dari The Guardian, seorang pejabat Inggris bahkan menyatakan kesiapan negaranya memainkan peran utama dalam proyek apa pun untuk membantu peningkatan kawasan menjadi lebih baik.

Alternatif lain yang sedang dipertimbangkan PBB adalah dengan menciptakan kembali jalur kuno menuju Sungai Nil dari Laut Merah.

Meskipun para insinyur maritim telah memperingatkan bahwa sungai tersebut tidak akan mampu menampung 20.000 kontainer kapal besar seperti Ever Give, mentransfer barang ke armada kapal yang lebih kecil dapat memberikan solusi modern.

Baca juga: Ramai Diperbincangkan, Ini Letak Terusan Suez dan Perannya bagi Perdagangan Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com