KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir, Israel disebut merencanakan sebuah proyek ambisius untuk menandingi Terusan Suez, Mesir.
Rencana itu sempat mengemuka pada 2021, ketika kapal kontainer Ever Give kandas di Terusan Suez yang mengakibatkan tertutupnya jalur pelayaran selama sepekan.
Dikutip dari The Arab Weekly, proyek Terusan Ben Gurion Israel itu akan menghubungkan Laut Merah hingga Mediterania, sama dengan Terusan Suez.
Hanya saja, Terusan Ben Gurion nantinya akan masuk melalui Teluk Aqaba di Laut Merah.
Terusan itu akan bermula di Eilat, kota pelabuhan di perbatasan Israel dan Yordania dan berakhir di Jalur Gaza, sebelum akhirnya menuju Laut Mediterania.
Disebutkan bahwa jarak antara Eilat dan Mediterania tidak jauh, bahkan mirip dengan jarak penghubung Suez antara Laut Merah dan Mediterania.
Selain menyaingi Terusan Suez, proyek ini ditujukan untuk membangun kota-kota kecil, hotel, restoran, dan klub malam di sekitar jalur itu.
Baca juga: Macet Total karena Kapal Raksasa Tersangkut, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Terusan Suez
Gagasan mengenai kanal Israel yang menghubungkan Mediterania dan Laut Merah ini sebenarnya bukanlah hal baru.
Dikutip dari Business Insider, Amerika Serikat (AS) pada 1960-an disebut telah mempertimbangkan proposal untuk membangun alternatif Terusan Suez melalui Israel.
Ini diketahui dari isi memo pada 1963 yang dideklasifikasi pada 1996. Rencananya, mereka akan menggunakan 520 bom nuklir untuk membangun jalur air tersebut.
Memo tersebut menyerukan penggunaan bahan peledak nuklir untuk penggalian kanal Laut Mati melintasi gurun Negev.
Baca juga: Berkaca dari Kasus Evergreen di Terusan Suez, Jepang Pertimbangkan 3 Opsi Rute Baru
Diketahui, memo itu berasal dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore yang didukung oleh Departemen Energi AS.
Laporan tersebut menyatakan, penerapan penggalian nuklir untuk membuat kanal di permukaan laut sepanjang 160 mil melintasi Israel.
Karena penggalian konvensional memakan dana besar, bahan peledak nuklir dapat digunakan sebagai alternatif mengatasi situasi itu.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Terusan Suez Mulai Dibangun
Para pejabat PBB juga disebut telah meninjau pembangunan terusan baru di sepanjang perbatasan Mesir-Israel itu.
PBB telah menugaskan studi kelayakan dari perusahaan terowongan internasional OFP Lariol, yang memperkirakan Terusan Ben Gurion dapat dikeruk dalam waktu lima tahun.
Dikutip dari The Guardian, seorang pejabat Inggris bahkan menyatakan kesiapan negaranya memainkan peran utama dalam proyek apa pun untuk membantu peningkatan kawasan menjadi lebih baik.
Alternatif lain yang sedang dipertimbangkan PBB adalah dengan menciptakan kembali jalur kuno menuju Sungai Nil dari Laut Merah.
Meskipun para insinyur maritim telah memperingatkan bahwa sungai tersebut tidak akan mampu menampung 20.000 kontainer kapal besar seperti Ever Give, mentransfer barang ke armada kapal yang lebih kecil dapat memberikan solusi modern.
Baca juga: Ramai Diperbincangkan, Ini Letak Terusan Suez dan Perannya bagi Perdagangan Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.