KOMPAS.com - Serai atau sereh adalah salah satu bumbu penyedap rasa yang banyak dijumpai di Indonesia.
Selain menyedapkan sajian khas Nusantara, tanaman mirip rumput dengan batang lebih berisi ini mampu mengharumkan aroma masakan.
Masyarakat juga kerap mengolah batang dan umbi bawah tanaman ini sebagai minuman herbal, seperti rebusan atau wedang serai.
Dilansir dari Medical News Today, air rebusan serai dalam pengobatan tradisional digunakan untuk meredakan rasa nyeri, masalah perut, dan demam.
Sifat antioksidan pada wedang serai melawan radikal bebas berbahaya dalam tubuh, sehingga membantu mengurangi tanda-tanda penuaan dan risiko penyakit kronis.
Serai mengandung karbohidrat serta vitamin A, B, dan C. Masing-masing kandungan membantu melancarkan sistem pencernaan, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan memperbaiki kerusakan jaringan.
Bukan hanya itu, serai pun dapat membantu mengurangi gejala radang sendi rheumatoid arthritis, berkat kandungan antiinflamasi atau anti-peradangannya.
Lantas, apa saja efek samping minum rebusan serai?
Baca juga: Hangatkan Tubuh dan Kontrol Gula Darah, Kenali 3 Efek Samping Minum Rebusan Jahe
Dikutip dari Very Well Fit, serai kemungkinan besar aman bagi kebanyakan orang jika dikonsumsi dalam jumlah wajar pada makanan.
Namun, beberapa efek samping dan kekhawatiran muncul saat menggunakannya sebagai tujuan pengobatan.
Jika digunakan secara topikal atau dioles ke bagian tubuh seperti kulit, serai dapat menyebabkan iritasi terutama pada orang dengan kulit sensitif.
Selain itu, mengonsumsi serai dalam jumlah banyak atau terlalu sering juga dapat memberikan beberapa efek samping bagi tubuh, termasuk:
Mengonsumsi serai berlebihan, baik secara langsung maupun dalam bentuk air rebusan dapat memicu rasa pusing.
Tak hanya itu, tanaman ini juga berpotensi menyebabkan mulit kering, serta mengundang rasa kantuk dan buang air kecil berlebihan.
Keinginan buang air kecil lebih sering saat mengonsumsi serai dikarenakan sifatnya sebagai diuretik alami.