KOMPAS.com - Sejumlah warganet ramai membahas orang miskin yang kehidupannya tidak menjadi lebih baik meskipun memiliki pekerjaan.
Anggapan tersebut salah satunya diungkapkan oleh pemilik akun X (dulu Twitter) @selphieusagi, Sabtu (14/10/2023).
Pengunggah menyatakan, ada banyak orang yang bekerja sangat keras, tapi tidak bisa mendapatkan pemasukan yang cukup.
"Tapi serius deh banyak juga orang2 yg kesusahan lalu saat lo mencoba utk menolong mereka dgn memberikan pekerjaan, lo jd tau kenapa mereka ga maju2..," tulisnya.
Menurut dia, ada orang kurang mampu hanya bekerja satu hari untuk dapat uang di hari tersebut tanpa memikirkan keesokan harinya. Ada juga yang tidak mau bekerja, padahal ditawari pekerjaan.
Warganet lain lewat akun @belerangalamiah bercerita ada orang pergi bekerja tanpa memikirkan hal kecil seperti mandi. Akibatnya, dia tidak dipekerjakan lagi.
Sebaliknya, pengguna akun @shymry07 menyoroti orang yang karakter dan kepribadiannya buruk banyak berasal dari masyarakat yang tingkat sosial dan ekonominya rendah.
Hingga Minggu (15/10/2023), unggahan tersebut tayang sebanyak 2,5 juta kali, disukai 10.200 warganet, dan dibagikan 2.958 kali.
Lantas, apa yang menyebabkan orang miskin sulit mengubah hidupnya meskipun punya pekerjaan?
Baca juga: 5 Provinsi Paling Miskin di Pulau Jawa, Mana Saja?
Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono membenarkan orang yang berasal dari golongan ekonomi rendah akan sulit maju meskipun diberi pekerjaan karena beberapa sebab.
"Ada tiga hal yang menyebabkan orang miskin itu sulit keluar dari kemiskinannya atau yang disebut dengan lingkaran setan kemiskinan," jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (15/10/2023).
Menurut Drajat, berikut tiga penyebab lingkaran setan kemiskinan tersebut:
Drajat menjelaskan, orang-orang miskin masuk dalam lingkaran-lingkaran setan kemiskinan karena masalah diri mereka sendiri.
"Karena dia miskin dia tidak bisa sekolah, karena dia tidak bisa sekolah dia tidak punya skill yang kompetitif, komparatif, dan bisa unggul dibandingkan yang lain. Dia juga tidak punya teman yang mampu membangun modal sosial," jelasnya.
Menurut dia, mereka tidak punya orientasi jangka panjang. Mereka hanya memikirkan apa yang bisa dikerjakan saat itu juga untuk mendapatkan uang. Namun, tidak terlatih berpikir untuk masa depan.