Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Suhu Panas di Indonesia dalam Beberapa Waktu Terakhir

Kompas.com - 30/09/2023, 09:15 WIB
Aulia Zahra Zain,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan perihal suhu panas yang dirasakan masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Dari hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum sekitar 35-38 derajat Celsius pada siang hari selama periode 22-28 September 2023.

Perinciannya yakni 38 derajat Celsius (suhu maksimum) di Jawa Tengah dan 35-37 derajat Celsius di wilayah Jabodetabek pada 25 September 2023.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Landa Mekkah, Detik-detik Petir Sambar Menara Jam Terekam Kamera

Lantas, apa yang menjadi penyebab suhu panas dalam beberapa waktu terakhir?

Baca juga: Suhu Panas di Indonesia: Penyebab, Dampak, dan Kapan Puncaknya?

Faktor penyebab suhu panas

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan, setidaknya ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab suhu panas di sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Di antaranya yakni pertumbuhan awan, peralihan musim hingga posisi Matahari.

Andri membeberkan, saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari.

"Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran Matahari pada siang hari ke permukaan Bumi tidak mengalami hambatan signifikan, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik," ujarnya, seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (29/9/2023).

Baca juga: Suhu Panas di Wilayah Indonesia, Apa Penyebabnya dan Sampai Kapan?

Selain hal di atas, posisi semu Matahari yang sedang berada di selatan ekuator juga mempunyai dampak. Di mana wilayah Indonesia yang berada di daerah tersebut, termasuk Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh penyinaran Matahari yang relatif lebih tinggi dibandingkan wilayah Indonesia lainnya.

Kendati demikian, fenomena astronomis tersebut tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara ekstrem di permukaan Bumi.

"Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang lebih besar juga terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah seperti yang terjadi saat ini di beberapa wilayah Indonesia," paparnya.

Baca juga: 5 Penyebab Suhu Panas di Indonesia Menurut BMKG

Sampai kapan suhu panas terjadi?

Sementara itu, Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah Iis Widya Harmoko menyampaikan bahwa kondisi suhu panas ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023.

"Puncaknya sekitar bulan Oktober dan (suhu) akan turun lagi mulai November dan turun lagi Desember," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (28/9/2023).

Lebih lanjut, informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG dapat disimak melalui:

  • Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level kecamatan
  • Akun media sosial @infobmkg
  • Aplikasi iOS dan android "Info BMKG"
  • Call center 196 BMKG
  • Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Baca juga: BMKG Rilis Potensi Banjir Rob, Wilayah Mana Saja yang Terdampak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com