Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Goreng Jadi Menu Sahur Saat Penyusunan Naskah Proklamasi, Ini Kisahnya

Kompas.com - 17/08/2023, 10:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta menjadi titik balik bangsa ini melepaskan diri dari cengkeraman penjajah.

Namun, banyak yang belum mengetahui peristiwa-peristiwa unik yang terjadi di balik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Salah satunya adalah nasi goreng menjadi menu sahur ketika Sukarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo menyusun naskah proklamasi.

Kala itu, proses penyusunan naskah proklamasi memang bertepatan dengan bulan Ramadhan di rumah seorang perwira tinggi angkatan laut Jepang, Laksamana Maeda.

Lantas, bagaimana cerita nasi goreng disajikan sebagai menu sahur saat penyusunan naskah proklamasi?

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pemuda bawa Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok

Perjalanan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan bermula dari menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945.

Keputusan tersebut menyebabkan terjadinya vacuum of power atau kekosongan kekuasaan di Indonesia yang pada saat itu dijajah oleh Jepang.

Dilansir dari laman Kemendikbud, golongan pemuda akhirnya meminta Sukarno dan Hatta untuk memanfaatkan situasi tersebut guna memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Tetapi, Sukarno dan Hatta menolak permintaan tersebut. Keduanya ingin proklamasi menunggu sampai 24 Agustus 1945 sesuai janji Jepang memberi kemerdekaan bagi Indonesia.

Setelah itu, pada 15 Agustus 1945, golongan pemuda di bawah pimpinan Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana bersepakat untuk membawa Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok.

Namun, pada hari 16 Agustus 1945, tidak tercapai satu pun kesepakatan hingga sore hari ketika Sukarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok.

Ahmad Soebardjo kemudian datang ke Rengasdengklok dan membujuk para pemuda untuk melepaskan Sukarno dan Hatta.

Sukarno dan Hatta akhirnya dilepas dengan dengan jaminan oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terjadi esok hari.

Baca juga: Sejarah Paskibraka yang Selalu Diturunkan dalam Upacara HUT RI

Penyusunan naskah prokalamasi

Setelah itu, Sukarno dan Hatta bersama rombongan bergegas menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori Nomor 1 untuk membahas kemerdekaan Indonesia.

Namun, mereka tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari Jepang dan memutuskan bahwa kemerdekaan harus segera dirancang secepatnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com