Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Panas Ekstrem, Orangtua Peserta Beberkan Kondisinya

Kompas.com - 06/08/2023, 13:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Acara Jambore Pramuka Dunia ke-25 diadakan di Saemangeum, Korea Selatan pada 1-12 Agustus 2023. Acara empat tahunan ini diikuti oleh lebih dari 43.000 peserta dari 150 negara.

Indonesia diwakili oleh 1.569 peserta yang dipimpin oleh Ketua Kontingen Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi.

Selama acara, para peserta jambore tinggal di tenda-tenda perkemahan. Mereka akan mengikuti rangkaian acara dari penyelenggara.

Sayangnya, cuaca panas yang melanda Korea Selatan saat ini menyebabkan banyak peserta mengalami masalah kesehatan. Selain itu, kondisi fasilitas yang kurang memadai semakin menyulitkan peserta kemah.

Baca juga: Polemik Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan, Fasilitas Kurang Memadai, Ratusan Anak Jatuh Sakit, Peserta Ditarik


Lantas, bagaimana kondisi dari kontingen Indonesia?

Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857

Dilanda cuaca panas

Salah satu orangtua peserta jambore asal Jawa Barat, Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan kondisi yang dialami kontingen Indonesia di acara tersebut.

Ia menjelaskan, kontingen Indonesia berangkat pada Sabtu (29/7/2023). Mereka kemudian tiba di Seoul, Minggu (30/7/2023). Pada Selasa (1/8/2023), peserta Indonesia tiba di lokasi acara.

"Kami pikir di Korea Selatan terstruktur, dikelola dengan baik. Ketika datang, ternyata lahannya lahan basah. Masih becek. Tanah sawah yang dikeringkan," jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (6/8/2023).

Baca juga: Tanggapan Kwarnas Pramuka soal Tragedi Susur Sungai SMP 1 Turi

Ia mengaku mendapatkan informasi terkait kegiatan tersebut dari anaknya, sejak tiba di lokasi baik melalui sambungan telepon atau video call.

"Anak saya, Kayla Salsabila, SMA Labschool Cibubur, dari unit 22 Soputan," terangnya.

Menurut Herzaky, dua peserta akan tinggal dalam satu tenda. Tenda ini dibangun di atas alas plastik agar tidak terkena tanah becek.

Lokasi acara juga sangat panas dan tidak ada area yang asri. Padahal, Korea Selatan sedang dilanda musim panas yang ekstrem. Akibatnya, banyak peserta tumbang hingga dirawat.

"Masalahnya ada gelombang panas 34-38 derajat celsius di siang. Tinggal di tenda tipis benar-benar bikin tekanan. Area tidak asri, panas sekali," lanjutnya.

Baca juga: Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, KBRI Ungkap Kondisi Peserta asal Indonesia

Fasilitas sanitasi kurang memadahi

Cuaca panas dan gersang di lokasi Jambore Pramuka Dunia 2023.Dok. Herzaky Mahendra Putra Cuaca panas dan gersang di lokasi Jambore Pramuka Dunia 2023.
Herzaky menambahkan, fasilitas sanitasi yang disediakan penyelenggara jambore diklaim juga kurang pantas.

Untuk buang air, anak disebutkannya harus jalan kaki minimal dua kilometer pulang-pergi ke lokasi sanitasi. Padahal, kondisinya sedang terik.

Halaman:

Terkini Lainnya

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com