KOMPAS.com - Rematik atau rheumatoid arthritis adalah gangguan peradangan kronis yang umumnya memengaruhi persendian Anda.
Rematik adalah penyakit autoimun dan peradangan di mana sistem kekebalan secara tidak sengaja menyerang sel-sel sehat di tubuh Anda, sehingga menyebabkan peradangan.
Saat mengalami rematik, sistem kekebalan Anda yang biasanya membantu melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit justru menyerang jaringan sehat di persendian.
Rematik umumnya menyerang persendian di tangan, pergelangan tangan, dan lutut. Ini membuat lapisan sendi menjadi bengkak sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan sendi.
Baca juga: 6 Bahaya Mandi Malam Pakai Air Dingin, Perburuk Gejala Rematik dan Asma
Kondisi rematik dini cenderung memengaruhi sendi kecil Anda terlebih dahulu, terutama sendi yang menempelkan jari ke tangan dan jari kaki ke kaki.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, beberapa tanda dan gejala rematik meliputi:
Baca juga: Nyeri Asam Urat dan Rematik, Apa Bedanya?
Seiring perkembangan, gejala sering menyebar ke pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, siku, pinggul, dan bahu.
Sekitar 40 persen orang yang menderita rematik juga mengalami tanda dan gejala yang tidak melibatkan persendian, seperti mata, jantung, jaringan saraf, hingga sumsum tulang.
Para peneliti telah mempelajari sejumlah faktor genetik dan lingkungan untuk menentukan apakah faktor tersebut mengubah risiko seseorang terkena rematik.
Dilansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat CDC, berikut beberapa karakteristik yang meningkatkan risiko seseorang mengalami rematik:
Rematik dapat dimulai pada usia berapa pun, tetapi kemungkinannya meningkat seiring bertambahnya usia.
Resiko timbulnya rematik paling tinggi adalah di antara orang dewasa yang berusia enam puluhan tahun.
Baca juga: Penderita Rematik Sebaiknya Berhati-hati Konsumsi Kopi, Apa Alasannya?
Diketahui, kasus baru penyakit rematik biasanya dua sampai tiga kali lebih tinggi terjadi pada pada wanita dibandingkan pria.
Orang yang lahir dengan gen tertentu lebih mungkin lebih beresiko mengembangkan rematik, misalnya genotipe kelas II HLA (human leukocyte antigen).