Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. Alfian Akbar Gozali
Dosen & Manajer Pengembangan Produk TI Telkom University

Dosen Telkom University, Penulis Buku Kecerdasan Generatif Artifisial

Fajar AI, Senja Mesin Pencari, dan Masa Depan Periklanan: Pelajaran dari Drama Korea

Kompas.com - 31/07/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERNAHKAH kita merasa bahwa dunia informasi bergerak dengan sangat cepat? Dulu, koran adalah sumber informasi utama kita. Namun, saat internet muncul awal abad ke-21, kita mulai beralih ke mesin pencari seperti Google.

Kini, seiring dengan kemajuan Artificial Intelligence (AI), mesin pencari sedang menghadapi tantangan serupa dengan yang dihadapi koran dahulu. Saat ini adalah senja bagi mesin pencari.

Pada masa ketika koran berjuang untuk tetap relevan di era internet, mereka mulai memasukkan lebih banyak iklan dan menjual konten berbayar. Seringkali, sulit membedakan antara jurnalisme sejati dan konten sponsor.

Kita melihat pola serupa dengan mesin pencari saat ini. Seperti surat kabar yang meningkatkan jumlah iklan dan menjual lebih banyak konten disponsori untuk tetap relevan, mesin pencari juga mulai menunjukkan pola serupa.

Perubahan ini bukanlah hasil dari teknologi semata, tetapi perilaku kita sebagai manusia. Teknologi mengubah cara kita berinteraksi dan beradaptasi dengan dunia, dan pada gilirannya, kita juga mengubah teknologi.

Misalnya, jika kita mencoba mencari informasi di Google atau Bing, kita akan menemui banyak iklan sebelum menemukan hasil non-iklan. Kita semua sudah sadar bahwa hasil "organik" yang kita dapatkan sebenarnya bukanlah hasil yang sepenuhnya organik.

Hasil pencarian menjadi seperti itu karena kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan besar telah berinvestasi dalam teknik SEO. Agar situs mereka muncul di halaman pertama hasil pencarian.

Namun, konsumen sekarang lebih cerdas. Kita tahu bahwa halaman pertama hasil pencarian Google atau Bing biasanya diisi oleh iklan atau konten berbayar.

Jadi, seringkali kita harus mencari hingga halaman kedua atau ketiga untuk mendapatkan informasi yang benar-benar relevan.

Seiring dengan menyingsingnya fajar AI, kita telah memasuki era baru dalam penelusuran dan iklan. Algoritma berbasis AI, seperti pembelajaran mesin dan pemrosesan bahasa alami, mampu memahami dan memprediksi kebutuhan pengguna.

Bahkan dengan presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hasilnya adalah pengalaman pencarian yang lebih personal dan relevan.

Dalam dunia periklanan, AI telah membawa kita ke tingkat berikutnya. Menggunakan analisis data pengguna yang canggih, perusahaan sekarang dapat menargetkan iklan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kita. Iklan menjadi lebih personal, relevan, dan tepat waktu.

Salah satu tren baru dalam mencari informasi adalah melalui penggunaan aplikasi. Kita tidak ingin berpindah-pindah dari satu aplikasi ke lainnya.

Kita ingin mendapatkan informasi dan pengetahuan langsung dari aplikasi yang sedang kita gunakan. Kita menginginkan mesin pencari memberikan konteks, bukan hanya tautan yang harus kita klik.

Mungkin mesin pencari seperti Google atau Bing perlu belajar dari drama Korea. Ada fenomena menarik dari cara mereka menyajikan iklan. Di mana iklan sering kali disisipkan secara halus dalam alur cerita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com