Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Cara Mencegah dan Mengurangi Risiko Bronkitis, Apa Saja?

Kompas.com - 28/07/2023, 17:30 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Bronkitis adalah peradangan saluran udara yang menuju ke paru-paru Anda, yang biasanya disebabkan oleh infeksi.

Ketika saluran udara (trakea dan bronkus) teriritasi, mereka membengkak dan dipenuhi lendir, menyebabkan penderitanya mengalami batuk.

Batuk bisa berlangsung berhari-hari hingga beberapa minggu dan ini adalah gejala utama bronkitis.

Sering kali membaik tanpa pengobatan dalam waktu sekitar 3 minggu. Namun, beberapa orang dapat mengalami peradangan saluran udara jangka panjang di paru-paru.

Kondisi ini disebut bronkitis kronis atau yang dikenal sebagai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Baca juga: Batuk, Demam, dan Sakit Kepala, Kenali 9 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai Berikut Ini


Bronkitis akut biasanya disebabkan oleh virus, yang umumnya sama dengan penyebab pilek dan flu (influenza).

Penyebab paling umum dari bronkitis kronis adalah merokok. Polusi udara dan debu atau gas beracun di lingkungan atau tempat kerja juga dapat menyebabkan kondisi tersebut.

Gejala bronkitis

Bronkitis kronis didefinisikan sebagai batuk yang berlangsung setidaknya tiga bulan, dengan serangan berulang yang terjadi setidaknya selama dua tahun berturut-turut.

Dilansir dari Mayo Clinic, untuk kondisi bronkitis akut atau kronis, tanda dan gejala dapat meliputi:

  • Batuk
  • Produksi lendir (dahak), yang bisa berwarna bening, putih, abu-abu kekuningan atau hijau, berisiko disertai darah
  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Sedikit demam dan menggigil
  • Rasa tidak nyaman di dada.

Baca juga: 4 Pose Yoga Sederhana untuk Meredakan Gejala Migrain

Jika Anda menderita bronkitis akut, Anda mungkin mengalami gejala pilek, seperti sakit kepala ringan atau nyeri tubuh.

Meskipun gejala umum bronkitis biasanya membaik dalam waktu sekitar satu minggu, Anda mungkin mengalami batuk yang mengganggu selama beberapa minggu.

Cara mencegah dan mengurangi risiko bronkitis

Ilustrasi batuk, salah satu gejala bronkitis.IstockPhoto/Moyo Studio Ilustrasi batuk, salah satu gejala bronkitis.

Untuk mengurangi risiko bronkitis, anda bisa mengikuti beberapa tips berikut:

  1. Hindari asap rokok, sebab dapat meningkatkan risiko bronkitis kronis.
  2. Dapatkan vaksinasi. Banyak kasus bronkitis akut diakibatkan oleh virus influenza. Mendapatkan vaksin flu tahunan dapat membantu melindungi Anda dari flu.
  3. Untuk mengurangi risiko tertular infeksi virus, sering-seringlah mencuci tangan dan biasakan menggunakan pembersih tangan atau handsanitizer berbasis alkohol.
  4. Kenakan masker bedah, terutama jika Anda menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Anda dapat mempertimbangkan untuk mengenakan masker di tempat kerja jika Anda terpapar debu atau asap, dan saat Anda akan berada di antara orang banyak.

Baca juga: 5 Tips Sederhana untuk Dapat Bernapas dengan Baik Saat Berlari

Sejalan dengan itu, dilansir dari Cleveland Clinic, cara terbaik untuk mengurangi risiko bronkitis adalah menghindari sakit akibat virus dan penyebab iritasi paru lainnya.

Beberapa cara untuk mengurangi risiko mengalami bronkitis meliputi:

  1. Hindari berada di sekitar orang lain jika Anda atau mereka sedang sakit. Ini terutama berlaku di bulan-bulan musim dingin ketika orang berkumpul di dalam satu ruangan.
  2. Hindari asap dan iritasi lainnya.
  3. Jika Anda menderita asma atau alergi, hindari pemicu apa pun termasuk hewan peliharaan, debu, dan serbuk sari.
  4. Jalankan pelembab udara. Udara lembab cenderung kurang mengiritasi paru-paru.
  5. Beristirahatlah yang banyak.
  6. Mengonsumsi makanan yang sehat.

Baca juga: 10 Kebiasaan Positif yang Bisa Membuat Anda Selalu Bahagia, Apa Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Penyebab Kanker Paru-paru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com