Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Disordered Eating? Berikut Pengertian dan Gejalanya

Kompas.com - 20/07/2023, 17:45 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Istilah disordered eating (gangguan makan) mengacu pada perilaku yang berhubungan dengan makanan dan diet.

Namun, tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan makan yang diakui atau eating disorder (ED).

Meski demikian, disordered eating masih dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, atau emosional seseorang.

Baca juga: Megan Fox Akui Idap Body Dysmorphic Disorder, Apa Itu?


Lantas, apa yang dimaksud dengan disordered eating? dan seperti apa gejalanya?

Apa itu disordered eating?

Dilansir dari Verywell Mind, disordered eating adalah jenis perilaku makan abnormal yang terjadi secara teratur dan berpotensi menjadi berbahaya.

Ia melibatkan perilaku yang membatasi pilihan atau asupan makanan, menyebabkan ketidaknyamanan, atau menciptakan emosi negatif seperti rasa malu atau bersalah.

Istilah disordered eating sering digunakan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan perilaku makan yang berbeda, namun belum tentu memenuhi kriteria diagnostik untuk eating disorder.

Artinya, tidak semua orang yang mengalami disordered eating akan mengalami eating disorder (gangguan makan ED).

Baca juga: Apa Itu Anxiety Disorder? Kenali Penyebab dan Cara Menanganinya

Namun, pola makan yang tidak normal tersebut dapat berperan dalam perkembangan gangguan makan ED klinis.

Perlu dicatat bahwa disordered eating dan eating disorder adalah dua hal yang berbeda.

Orang dengan disordered eating belum tentu memenuhi kriteria diagnostik untuk eating disorder (gangguan makan ED).

Mereka juga mungkin tidak memiliki rasa takut terhadap kenaikan berat badan, yang merupakan karakteristik dari gangguan makan ED.

Baca juga: 9 Efek Samping Temulawak, Tingkatkan Nafsu Makan Sekaligus Risiko Obesitas

Gejala disordered eating

Ilustrasi disordered eating.iStockphoto/Goran13 Ilustrasi disordered eating.

Dikutip dari laman Healthline, gejala disordered eating dapat meliputi:

  • Menghindari seluruh jenis makanan, makronutrien tertentu, atau makanan dengan tekstur atau warna tertentu tanpa alasan medis.
  • Mengonsumsi makan secara berlebihan.
  • Terlibat dalam perilaku kompensasi, seperti berolahraga untuk "menebus" makanan yang telah dikonsumsi
  • Berolahraga secara kompulsif.
  • Memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil, memperlambat kecepatan makan, atau mencoba menipu diri sendiri agar merasa lebih kenyang saat makan sedikit.
  • Melakukan puasa untuk menurunkan berat badan.
  • Merasa bersalah dan cemas sebelum atau sesudah makan.
  • Mengikuti aturan atau ritual makanan yang ketat.
  • Sengaja melewatkan makan atau membatasi asupan makanan.
  • Memilih untuk hanya makan makanan yang Anda anggap "bersih" atau sehat.
  • Berpartisipasi dalam fad diet untuk menurunkan berat badan.
  • Terlibat dalam perilaku membersihkan pencernaan, seperti menggunakan obat pencahar atau membuat diri Anda muntah untuk mengontrol berat badan Anda.
  • Melacak makanan atau kalori hingga pada tingkat yang berlebihan.
  • Menimbang diri sendiri atau sering melakukan pengukuran tubuh.

Baca juga: Ramai soal Eating Disorder Dialami Peserta INTM, Ini Kata Psikolog

Meskipun disordered eating tidak dianggap sebagai gangguan makan ED, namun orang yang mengalaminya berisiko tinggi mengembangkan gangguan makan ED.

Bahkan ketika disordered eating tidak menyebabkan ED klinis, itu masih terkait dengan masalah kesehatan mental dan fisik jangka panjang seperti tekanan psikologis dan kesehatan keseluruhan yang lebih buruk.

Baca juga: Mengenal Gangguan Kecemasan dan Cara Sederhana Mengatasinya

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Borderline Personality Disorder, Apa itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com