KOMPAS.com - Istilah disordered eating (gangguan makan) mengacu pada perilaku yang berhubungan dengan makanan dan diet.
Namun, tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan makan yang diakui atau eating disorder (ED).
Meski demikian, disordered eating masih dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, atau emosional seseorang.
Baca juga: Megan Fox Akui Idap Body Dysmorphic Disorder, Apa Itu?
Lantas, apa yang dimaksud dengan disordered eating? dan seperti apa gejalanya?
Dilansir dari Verywell Mind, disordered eating adalah jenis perilaku makan abnormal yang terjadi secara teratur dan berpotensi menjadi berbahaya.
Ia melibatkan perilaku yang membatasi pilihan atau asupan makanan, menyebabkan ketidaknyamanan, atau menciptakan emosi negatif seperti rasa malu atau bersalah.
Istilah disordered eating sering digunakan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan perilaku makan yang berbeda, namun belum tentu memenuhi kriteria diagnostik untuk eating disorder.
Artinya, tidak semua orang yang mengalami disordered eating akan mengalami eating disorder (gangguan makan ED).
Baca juga: Apa Itu Anxiety Disorder? Kenali Penyebab dan Cara Menanganinya
Namun, pola makan yang tidak normal tersebut dapat berperan dalam perkembangan gangguan makan ED klinis.
Perlu dicatat bahwa disordered eating dan eating disorder adalah dua hal yang berbeda.
Orang dengan disordered eating belum tentu memenuhi kriteria diagnostik untuk eating disorder (gangguan makan ED).
Mereka juga mungkin tidak memiliki rasa takut terhadap kenaikan berat badan, yang merupakan karakteristik dari gangguan makan ED.
Baca juga: 9 Efek Samping Temulawak, Tingkatkan Nafsu Makan Sekaligus Risiko Obesitas
Dikutip dari laman Healthline, gejala disordered eating dapat meliputi:
Baca juga: Ramai soal Eating Disorder Dialami Peserta INTM, Ini Kata Psikolog
Meskipun disordered eating tidak dianggap sebagai gangguan makan ED, namun orang yang mengalaminya berisiko tinggi mengembangkan gangguan makan ED.
Bahkan ketika disordered eating tidak menyebabkan ED klinis, itu masih terkait dengan masalah kesehatan mental dan fisik jangka panjang seperti tekanan psikologis dan kesehatan keseluruhan yang lebih buruk.
Baca juga: Mengenal Gangguan Kecemasan dan Cara Sederhana Mengatasinya
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya