Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Kerusuhan di Perancis, Dipicu oleh Kematian Remaja 17 Tahun

Kompas.com - 01/07/2023, 07:29 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam beberapa waktu terakhir, Perancis dilanda kerusuhan di berbagai kota. Kerusuhan terjadi di Paris, Marseille, Dijon, Lyon, dan Toulouse.

Kerusuhan paling besar berada di ibu kota Paris, di mana berdekatan dengan lokasi awal mula kejadian.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (29/6/2023), kerusuhan tersebut terjadi atas respons terhadap penembakan fatal aparat kepolisian kepada seorang remaja keturunan Maroko dan Aljazair bernama Nahel M.

Baca juga: Spesifikasi Jet Tempur Rafale Buatan Perancis yang Dilirik Indonesia

Insiden yang menewaskan remaja 17 tahun itu memicu kembali perdebatan di Perancis soal cara polisi yang telah lama dikritik oleh kelompok hak asasi manusia.

“Kami muak diperlakukan seperti ini. Ini untuk Nahel, kami Nahel,” ucap dua pemuda yang menyebut diri mereka sebagai “Avengers” saat mengikuti aksi protes di Paris.

Para pengunjuk rasa meluncurkan kembang api ke arah polisi antihuru-hara, ketika aparat menembakkan proyektil flashball untuk mencoba membubarkan massa.

Selain itu, ada pula pengunjuk rasa yang melakukan vandalisme dengan menuliskan kalimat “Vengeance for Nahel” di gedung dan halte bus.

Baca juga: Mengenal Revolusi Perancis dan Faktor yang Menyebabkannya

Baca juga: Siapa Hadis Najafi, Perempuan Iran yang Tewas dalam Demonstrasi Mahsa Amini?

Kembang api meledak di atas kepala polisi anti huru hara Perancis selama protes di Nanterre, sebelah barat Paris.AFP Kembang api meledak di atas kepala polisi anti huru hara Perancis selama protes di Nanterre, sebelah barat Paris.

Duduk perkara kerusuhan

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (30/6/2023), kerusuhan tersebut berawal ketika petugas polisi menembak mati Nahel M di Nanterre, kota kelas pekerja di pinggiran barat Paris, Perancis pada Selasa (27/6/2023) malam.

Remaja 17 tahun itu ditembak pada jam sibuk, di mana banyak orang berlalu lalang dan lalu lintas sedang ramai.

Awalnya, Nahel gagal berhenti setelah Mercedes AMG yang dikendarainya terlihat di jalur bus. Kemudian dua petugas polisi mengejar mobil itu dalam kemacetan jalanan.

Saat mobil hendak kabur, seorang petugas melepaskan tembakan dari jarak dekat melalui jendela pengemudi.

Baca juga: Pemicu dan Kronologi Kerusuhan di Babarsari Yogyakarta

Nahel kemudian tewas karena satu tembakan di lengan kiri dan dadanya, sebagaimana diungkapkan oleh jaksa penuntut umum Nanterre, Pascal Prache.

Lebih lanjut, petugas tersebut juga mengakui sudah melepaskan tembakan mematikan.

Petugas itu mengatakan kepada penyelidik, dia ingin mencegah pengejaran mobil karena khawatir orang lain akan terluka setelah remaja tersebut diduga melakukan beberapa pelanggaran lalu lintas.

Pengacara petugas Laurent-Franck Lienard menuturkan, kliennya telah mengarahkan tembakan ke bawah di bagian kaki pengemudi.

Namun peluru tembakan itu terbentur, kemudian mengarah mengenai dada Nahel.

“Dia harus dihentikan, tapi jelas (petugas) tidak ingin membunuh pengemudi (Nahel),” kata dia.

Lienard menambahkan, penahanan terhadap kliennya ditujukan untuk menenangkan kerusuhan yang terjadi.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Mako Brimob 8 Mei 2018, Tragedi yang Tewaskan 5 Polisi dan 1 Tahanan Teroris

(Sumber: Kompas.com/Irawan Sapto Adhi, Tito Hilmawan Reditya | Editor: Irawan Sapto Adhi, Tito Hilmawan Reditya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com