Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Telat Menikah Bisa Membuat Rahim Kering, Benarkah?

Kompas.com - 17/05/2023, 19:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah twit yang menyebutkan pertanyaan "kapan nikah" dan dilanjutkan dengan kalimat "kamu gak takut rahimnya kering", ramai di media sosial.

Twit tersebut diunggah oleh akun ini pada Senin (16/5/2023). 

"Bener. Pertanyaan "kapan nikah" nya biasa aja. Tapi mostly ada pertanyaan lanjutan like these: Km gak takut rahim km kering? Jangan terlalu pemilih, liat itu anak saya udah cerai 2x sebelum umur 30. Tandanya dia laku Kamu usia 30 masa gak laku-laku? Jangan jual mahal," tulis narasi dalam unggahan.

Hingga Rabu (17/5/2023) sore, twit tersebut sudah dilihat sebanyak 1,7 juta kali dan mendapatkan lebih dari 400 komentar dari warganet.

Twit tersebut menuai beragam komentar dari warganet.

"Gue ga ngerti sama kata "rahim kering", harus terus disiram sperma kah? Jih . Makin gede makin mikir, ternyata kebanyakan org2 tua tuh tau anatomi cuma soal seks doang," ungkap akun ini.

Lalu, benarkah telat menikah bisa menyebabkan rahim kering?

Baca juga: Berapa Usia Ideal Wanita untuk Melahirkan? Ini Penjelasan Dokter Obgyn


Penjelasan dokter obgyn

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka Wawang Sukarya mengatakan, tidak ada istilah rahim mengering atau rahim kering dalam medis.

"Rahim itu uterus, jadi tidak ada istilah rahim mengering. Jadi bukan rahimnya yang kering, tapi dinding vaginanya yang menipis," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (16/5/2023).

Ia mengungkapkan, dinding vagina yang menipis disebabkan karena terganggunya produksi hormon estrogen yang kemudian memengaruhi lendir pada dinding vagina.

Selain itu, berkurangannya produksi lendir dari dinding vagina juga akan membuat lapisan dalam rahim/uterus menipis yang menyebabkan wanita tidak bisa hamil.

"Penyakit-penyakit yang memengaruhi terganggunya produksi hormon estrogen juga akan berpengaruh pada produksi lendir dinding vagina, seperti halnya sindrom polikistik ovarium (PCOS)," ungkapnya.

Baca juga: Ramai soal Kentut Vagina, Normal atau Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter Obgyn

Masa subuh wanita dan usia ideal untuk melahirkan

Wawang mengungkapkan terkait waktu reproduksi sehat bagi wanita, yaitu di antara 20-35 tahun. Sedangkan usia ideal untuk hamil dan melahirkan di antara 20-30 tahun.

Kendati demikian, ia membantah apabila wanita yang belum menikah di usia 30 tahun akan mengalami rahim kering atau kesulitan memiliki anak.

Masyarakat sering kali menggunakan istilah rahim kering untuk kondisi infertilitas atau kemandulan, dan juga menopause.

"Untuk wanita menopause memang benar akan sulit untuk memiliki anak. Hal ini karena produksi lendir dari dinding vagina akan berkurang. Namun biasanya wanita menopause terjadi pada rata-rata usia 52 tahun," kata Wawang.

Ketika produksi lendir dari dinding vagina berkurang, maka produksi hormon estrogen juga akan berkurang yang berakibat pada menuanya indung telur (ovarium).

Selain menopause, Wawang juga menyampaikan, penyebab wanita sulit hamil pada masa reproduksi bisa karena beberapa hal.

Seperti adanya gangguan perkembangan dari folikel primer ke folikel matang (di ovarium), atau tidak bisa ovulasi (sel telur tidak bisa keluar dari indung telur) karena ada hormon yang terganggu, atau lapisan ovarium menebal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com