Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gelombang Panas di Asia, Dampak, dan Penyebabnya

Kompas.com - 26/04/2023, 14:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar negara di Asia tengah dilanda gelombang panas.

Sebelumnya, gelombang panas pernah melanda sejumlah negara dan menimbulkan dampak korban jiwa.

Dilansir dari laman Instagram resmi @infobmkg, sejarah gelombang panas tercatat pernah terjadi pada 2016.

Baca juga: BMKG Sebut Indonesia Tidak Alami Gelombang Panas, Ini Alasannya

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BMKG (@infobmkg)

Sejarah gelombang panas di Asia

Dikutip dari World Meteorological Organization (WMO), Asia mulai mengalami gelombang panas pada 2015.

Saat itu suhu terpanas mencapai 54 derajat celsius.

Ribuan orang meninggal dunia akibat gelombang panas itu.

Bahkan, sistem kesehatan kala itu juga mengalami kondisi yang memprihatinkan.

Beberapa negara seperti India dilanda gelombang panas yang hebat karena selama dua tahun berturut-turut (2014-2015) musim hujan tidak tentu.

Selama 50 tahun terakhir gelombang panas semakin sering terjadi.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim memperkirakan, intensitas gelombang panas diperkirakan akan meningkat.

Baca juga: Gelombang Panas Landa Asia, 13 Warga India Dilaporkan Tewas dan Sekolah Ditutup

Gelombang panas 2023

Tahun ini, gelombang panas Asia kembali terjadi di sebagian besar negara di Asia.

Sejumlah negara mencatat rekor suhu maksumum terbaru, mulai dari India, China, hingga Laos.

Dilansir dari Guardian, media lokal China melaporkan rekor suhu di April terjadi di wilayah Chengdu, Zhejiang, Nanjing, Hangzhou, dan area lain di wilayah delta Sungai Yangtze.

Diberitakan Washington Post, beberapa kota di Laos juga mencetak rekor panas sepanjang masa dalam beberapa hari terakhir.

Berikut di antaranya;

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com