Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Pendidikan Dinilai Penipuan, Pengamat: Jangan Samakan dengan Nasib Bill Gates

Kompas.com - 27/03/2023, 16:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Sebuah video yang menyebut pendidikan di sekolah adalah penipuan, ramai dibicarakan di media sosial.

Ujaran tersebut dilontarkan oleh seorang YouTuber bernama Timothy Ronald dalam salah satu kontennya. Video tersebut, kemudian diunggah ulang oleh akun Twitter @hrdbacot.

Dalam video yang ada, Timothy menyatakan bahwa sistem edukasi itu penipuan karena ia yang drop out atau keluar dari kuliah saja bisa sukses.

"Gue mau mengubah sistem edukasi. Menurut gue itu semua scam," katanya.

Unggahan tersebut kemudian mendapatkan dukungan dari akun Twitter ini. Katanya, sekolah itu memang penipuan. Ini terbukti dari Bill Gates dan Mark Zuckerberg yang sukses menjadi orang terkaya di dunia meskipun tidak kuliah.

Hingga Senin (27/3/2023), unggahan tersebut telah tayang sebanyak 2,7 juta kali, dikutip 1.003 kali, dan mendapat beragam komentar warganet.

Lantas, bagaimana komentar pakar?

Baca juga: IQ Rata-rata Orang Indonesia Peringkat 130 Dunia, Bagaimana Sebenarnya Kondisi Pendidikan di Indonesia?


Tanggapan praktisi pendidikan

Menurut Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan UPI, Prof. Dr. Didi Sukyadi, anggapan bahwa orang bisa sukses tanpa pendidikan formal tidak boleh digeneralisasikan kepada semua orang.

"Saya tanya, ada berapa orang yg sukses seperti Bill Gates? Banyak mana yang sukses seperti Bill Gates dan yang sukses dari pendidikan?" tanyanya saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/3/2023).

Menurutnya, ketika ada satu atau dua orang yang sukses tanpa pendidikan formal tidak berarti sekolah dan universitas harus tutup.

Bahkan, sejak zaman dulu, pendidikan formal lebih efektif mengubah kehidupan meskipun caranya lambat.

Didi mengungkapkan, pendidikan formal mampu mewariskan bukan hanya knowledge atau ilmu melainkan juga values atau nilai-nilai keluarga dan kebangsaan.

"Knowledge bisa dari Google atau AI, tapi nilai, cara hidup, cara bergaul, tak bisa mereka ajarkan," lanjutnya.

Ia tidak memungkiri banyak orang beranggapan bahwa pendidikan di Indonesia belum sempurna. Namun, ini bukan berarti pendidikan formal tidak lagi penting dan harus dibubarkan.

Baca juga: Heboh ChatGPT dan Dunia Pendidikan Tinggi Kita

Pendidikan formal dan informal

Menurut Didi, idealnya, seseorang mendapatkan pendidikan formal dan nonformal yang sama-sama penting dalam kehidupan. Hal ini karena keduanya bisa saling melengkapi dan menguatkan ilmu yang dimiliki.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com