Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Turis Rusia Nyalakan Flare di Kawah Ijen, BKSDA: Blacklist

Kompas.com - 04/03/2023, 21:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan diduga sejumlah wisatawan asing menyalakan flare di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, viral di media sosial.

Dalam video itu, tampak sejumlah orang bermasker menyalakan flare berwarna biru dan merah, dengan latar belakang Kawah Ijen.

"Naik gunung mau menghirup udara seger, malah dibuat begini," tulis akun ini dalam unggahannya.

Baca juga: Apa Itu Hipotermia, Penyebab Mahasiswa Unsoed Tewas di Gunung Slamet

Respons warganet

Menyikapi unggahan tersebut, banyak warganet yang menyoroti tugas pemandu wisata yang dinilai bisa mencegah kejadian tersebut. 

Akun @wyhpw, misalnya, ia menyebut pemandu wisata dalam hal ini harus ditindak, karena membiarkan wisawatan melakukan hal yang dilarang.

"Tolong dipantau tour guide nya karena pasti akan banyak yg bela baik dari segi sesama tour maupun personal. Ini agak laen," tulisnya.

Senada, akun @heisdeng_ juga menyayangkan para pemandu yang tidak menegur wisatawan tersebut menyalakan suar.

Jika tidak ditegur, menurutnya hal ini berpotensi akan ditiru oleh pengunjung lainnya.

"Seharusnya guide nya ngingetin si. kalo emang gaboleh. takutnya di tiru jg sama wisatawan lain. jangan karna pengen dapet review bagus apa² bakal di lakuin hehe," ujarnya.

Penjelasan BKSDA Banyuwangi: Pelaku akan di-blacklist

Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah V Banyuwangi, Purwantono membenarkan adanya video tersebut. Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada 26 Februari 2023.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, wisawatan tersebut berasal dari Rusia.

"Infonya turis itu dari Rusia, berdasarkan keterangan dari orang yang menyewakan masker," kata Purwantono saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (4/3/2023).

Setelah mengetahui video yang beredar, Purwantoko telah menugaskan tim lapangan untuk melakukan penelusuran.

Pihaknya saat ini juga belum mengidentifikasi guide atau pemandu dari para wisatawan tersebut.

"Belum, karena dari guide lokal sendiri tidak ada yang merasa dipakai," jelas dia.

Setelah mendapatkan identitas para wisawatan dan pemandunya, ia memastikan akan memasukkan mereka ke dalam daftar hitam atau blacklist. Dengan begitu, mereka tidak bisa lagi berkunjung ke Kawah Ijen.

"Bagi para wisatawan apabila melakukan aktivitas yang melanggar akan di-blacklist masuk kawasan wisata alam dan juga bagi turis asing akan dilaporkan kepada kedutaan mereka," ujarnya.

Baca juga: Viral, Video Anak Dua Tahun Hilang Misterius, Polisi: Ditemukan Sedang Menangis

Perketat pemeriksaan

Agar tidak terjadi hal serupa, Purwantuku memastikan pihaknya akan memperketat pemeriksaan barang bawaan pengunjung sebelum masuk kawasan.

Selain itu, pihak pengelola juga akan terus melakukan sosialisasi, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com