Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Budaya Disiplin Mengurangi Kecelakaan Lalu Lintas

Kompas.com - 30/01/2023, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

STATISTIK kecelakaan lalu lintas (lakalantas) berikut ini mungkin tidak terlalu mengejutkan. Selama tahun 2022 di wilayah hukum Polres Blitar terjadi 391 kecelakaan lalu lintas.

Dari jumlah itu, 254 diantaranya (65 persen) melibatkan pemotor usia pelajar SMP-SMA. Yang menyedihkan, 71 orang meninggal dunia dan sebagian besar di antaranya pelajar.

Baik jumlah kecelakaan maupun jumlah korban tewas mengalami kenaikan dari tahun 2021, masing-masing 30 persen dan 15 persen.

Menurut Polisi setempat, jenis pelanggaran yang banyak dilakukan adalah tidak memakai helm, tidak ada nomor polisi, menggunakan knalpot brong, dan kebut-kebutan di jalan raya (Kompas.com, 27/12/2022).

Dapat disimpulkan bahwa penyebab lakalantas adalah pengendara tidak paham peraturan lalu lintas, tidak memiliki keterampilan mengemudi, sengaja mengabaikan peraturan, dan penegakan peraturan yang longgar.

Masalah nasional

Pola kecelakaan lalu lintas di Blitar itu mencerminkan apa yang terjadi di kota-kota besar di negeri ini. Oleh sebab itu, kecelakaan pemotor seharusnya menjadi perhatian nasional, karena jumlahnya cukup signifikan dan terus meningkat, serta mengorbankan nyawa, khususnya generasi muda.

Penderitaan keluarga karena kematian anggotanya, baik yang menabrak maupun yang ditabrak, mengurangi kebahagiaan hidup mereka.

Dan ini tidak sejalan dengan harapan kita sebagai bangsa, yang mendambakan kehidupan sehari-hari yang aman, selamat, dan tentram.

Maka semua pihak perlu berupaya mencegah lakalantas terjadi di manapun, di kota besar maupun kota kecil.

Keterbatasan angkutan umum

Saat ini motor adalah kendaraan yang paling praktis untuk bergerak dari satu titik ke titik yang lain. Manakala angkutan umum belum mudah, murah, aman, nyaman dan merata, maka masyarakat kebanyakan akan menggunakan sepeda motor dalam melakukan perjalanannya.

Baik itu dikendarai sendiri maupun menggunakan jasa orang lain seperti ojek, biasa atau daring, yang tersedia 24 jam.

Pola permukiman yang menyebar dan tidak terpadu, di mana kegiatan pokok masyarakat (pekerjaan, pendidikan, belanja, ibadah, rekreasi) tidak dapat dilakukan dengan berjalan kaki dalam waktu kurang dari 15-30 menit, memaksa orang untuk memilih menggunakan sepeda motor atau mobil, jika angkutan umum tidak ada.

Kepemilikan sepeda motor oleh sebab itu tidak bisa dianggap sebagai kambing hitam penyebab utama lakalantas, sampai angkutan umum mencukupi dan pola permukiman yang bersifat kompak dan terpadu terwujud di seluruh wilayah kota.

Syarat itu perlu dipenuhi terlebih dahulu sebelum membatasi penggunaan sepeda motor.

Sementara itu, kita masih harus menyaksikan banyak motor di jalan raya dan di tengah permukiman. Ini suatu pemandangan yang tidak biasa di negara maju, termasuk di Tiongkok, yang jumlah penduduknya 6 kali lebih banyak dari Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com