Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Peringkat 3 Kebocoran Data, Gara-gara Bjorka?

Kompas.com - 17/11/2022, 17:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia menempati peringkat ketiga negara dengan kebocoran data terbanyak menurut studi perusahaan keamanan siber asal Belanda, Surfshark.

Total, tingkat pelanggaran akun atau account breach pada kuartal III 2022 meningkat sebanyak 70 persen daripada kuartal II.

Secara keseluruhan, total 108,9 juta akun di seluruh dunia dibobol selama kurun waktu Juli-September 2022.

Menduduki peringkat ketiga, sejumlah 13,3 juta pengguna Indonesia disebut telah dibobol. Angka tersebut naik dari kuartal sebelumnya, sebesar 1.370 persen.

Baca juga: Ramai Disebut Baru 2 Kali Vaksin gara-gara Bjorka, Luhut: Saya Sudah 4 Kali Vaksin

Dikutip dari Business Leader, Kamis (27/10/2022), kebobolan besar-besaran pada Agustus 2022 mendorong pemerintah Indonesia untuk mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.

Adapun merujuk pada data terbaru Surfshark, Rusia menduduki peringkat pertama dengan kebobolan 22,3 juta akun, disusul Perancis dengan 13,8 juta akun bocor.

Setelah Indonesia, Amerika Serikat berada di posisi keempat dengan total 8,5 juta akun bocor, serta Spanyol dengan 3,9 juta akun bocor menduduki peringkat kelima.

Baca juga: Hacker asal Sleman Raup Rp 31,5 Miliar dengan Meretas Perusahaan di AS

Lantas, apakah peringkat Indonesia ini karena maraknya peretasan oleh Bjorka?

Penjelasan pakar

Pakar Keamanan Siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya menjelaskan, data dalam laporan merupakan pelanggaran akun atau account breach.

Sementara yang ramai selama ini di Indonesia, merupakan kebocoran database atau database breach.

"Perlu dipastikan datanya apa maksud account breach dalam laporan tersebut. Kalau yang selama ini ramai kan database breach," tutur Alfons kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2022).

Alfons mengungkapkan, pelanggaran akun merupakan pembobolan terhadap berbagai macam akun, seperti Google, Facebook, Tokopedia, dan sejenisnya.

Baca juga: Ramai Layanan Dukcapil Online Dimatikan Sementara karena Ancaman Hacker, Benarkah?

Sedangkan database breach, tidak harus terhadap akun, meski berisi data sensitif seperti data kependudukan.

"Data kependudukan kan bukan akun," ujarnya menambahkan.

Untuk itu, menurut Alfons, dibanding pelanggaran akun, Indonesia jauh lebih tinggi terkena pembobolan database.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com