Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Konvoi Pengendara Motor di Sragen Sambil Ayunkan Sajam, Ini Penjelasan Polisi

Kompas.com - 15/11/2022, 09:26 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan konvoi pengendara motor di Sragen, Jawa Tengah sambil mengayunkan senjata tajam (sajam) viral di media sosial.

Video itu dibagikan akun Instagram @jelajah.sragen, Senin (14/11/2022).

"Motoran karo ngobat ngabitne senjata tajam ngeneki maksude ben piya ya lurr?? (Motoran sambil mengayunkan senjata tajam seperti ini maksudnya biar apa ya lur??)" tulis keterangan unggahan.

Disebutkan lokasi kejadian berada di Jalan ring road Utara, tepatnya di dekat Hotel Palma Sragen.

Dalam video, tampak sejumlah pria berboncengan menggunakan sepeda motor matic.

Baca juga: Viral, Video Penyanyi Campursari di Sragen Dilecehkan Tamu Hajatan, Begini Ceritanya

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Jelajah Sragen | Visit Sragen (@jelajah.sragen)

Baca juga: Viral, Video Pengendara Motor di Sragen Adang Bus Lawan Arah, Polisi: Saya Acungi Jempol!

Terlihat, ada salah satu sepeda motor yang dikendarai secara zig-zag.

Pemboncengnya yang menggunakan jaket berwarna hitam dan helm putih membawa benda seperti celurit sembari diayun-ayunkan ke atas.

Kemudian, pengendara motor di depan perekam video yang dikendarai oleh tiga orang, di mana salah satu pembonceng terlihat mengayunkan benda seperti tongkat.

"Beberapa waktu yang lalu 2 pemuda juga melakukan aksi yang sama di barat Toserba Mitra Sragen, karena meresahkan & melukai seseorang akhirnya tertangkap dihajar massa," lanjut keterangan unggahan.

Hingga Selasa (15/11/2022), unggahan video tersebut telah disukai lebih dari 1.500 kali dan dikomentari lebih dari 400 kali pengguna Instagram.

Baca juga: Viral Foto Baliho Penjual Angkringan di Sragen seperti Politisi Kampanye, Begini Ceritanya...

Lantas, seperti apa penjelasan pihak kepolisian?

Kata Kapolres Sragen

Saat dikonfirmasi, Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama mengatakan bahwa pihaknya belum mendapatkan informasi terkait kejadian tersebut.

Polres Sragen pun akan mengecek dan menelusurinya.

"Belum ada juga yang melaporkan kepada kami, baik secara langsung maupun melalui WA Centre Polres Sragen," ujarnya, kepada Kompas.com, Selasa pagi.

Baca juga: Viral Foto Baliho Penjual Angkringan di Sragen seperti Politisi Kampanye, Begini Ceritanya...

Ia menuturkan, sekecil apa pun informasi terkait gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Sragen akan dicek dan ditindaklanjuti.

Jika informasi tersebut benar, ditegaskan bahwa Polres Sragen akan mengungkap kejadian itu dan menangkap pelakunya.

"Sragen tidak ada tempat bagi tindakan aksi premanisme dan anarkisme," jelas Piter.

"Kita semua ingin Sragen terus aman, adem, nyaman, dan kondusif agar masyarakat bisa tenang beraktivitas dan perekonomian di wilayah Sragen terus meningkat," tandasnya.

Baca juga: Ramai soal Penyanyi Campursari di Sragen Dilecehkan Tamu Saat Hajatan, Polisi: Minggu Depan Saksi Dimintai Keterangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com