Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Terima Kasih, Bung Hatta

Kompas.com - 24/10/2022, 10:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIDAK perlu diragukan lagi bahwa Animal Farm khayalan George Orwell merupakan mahakarya sastra satir paling tajam, namun realistis terhadap apa yang disebut sebagai politik.

George Orwell pula yang membuat ujar-ujar satir paling tajam namun realistis terhadap politik sebagai berikut: “Political language is designed to make lies sound thruthfull and murder respectable”.

Menakjubkan bagaimana George Orwell virtuos bermain dengan paradoksa semantikal dan sintaksial tentang dusta dan kebengisan politisi dalam sengit berebut kekuasaan di panggung politik dengan cara menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan.

Akhlak, etika, dan moral justru dianggap sebagai kendala yang hukumnya wajib harus disingkirkan oleh mereka yang menganggap dirinya politisi sejati.

Welas asih, bela rasa, empati, kemanusiaan justru dianggap sebagai indikasi kelemahan yang memalukan bagi seorang pelaku politik sejati.

Apabila tidak bisa dilakukan pembunuhan ragawi seperti yang dilakukan terhadap Lincoln, Kennedy, dan Gandhi, maka dilakukanlah pembunuhan karakter seperti yang terjadi di panggung politik terutama pada masa-masa menjelang pemilihan umum.

Kuote George Orwell diperparah oleh kuote kejam Peter O’Toole yang meletakkan martabat politisi lebih rendah ketimbang pencuri: “There maybe honor among thieves but there is none in politicians”.

Maka pertanyaan tentang apakah politik memang harus kotor lazimnya dijawab tegas dengan satu kata pendek, yaitu “Ya”.

Namun syukur alhamdullilah saya berani tegas menjawab dengan satu kata pendek pula, yaitu “Tidak”.

Jawaban bahwa politik tidak harus kotor, saya berikan bukan asal jawab belaka namun berdasar fakta yang tak terbantahkan seorang tokoh yang telah dihormati oleh bangsa Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sehingga nama beliau terabadikan dengan goresan tinta emas di atas lembaran sejarah bangsa, negara dan rakyat Indonesia, yaitu Bung Hatta.

Bagi saya dan sesama warga Indonesia yang cinta Indonesia, sosok Bung Hatta merupakan bukti tak terbantahkan bahwa politik tidak harus kotor, politik tidak harus buruk, politik tidak harus busuk, politik tidak harus korup.

Secara nyata pada diri sendiri, Bung Hatta membuktikan bahwa politik bisa bersih, politik bisa jujur, politik bisa tidak korup, bahkan politik bisa indah apabila tulus dipersembahkan bukan bagi kepentingan partai politik apalagi kepentingan pribadi diri sendiri namun tulus diabdikan bagi kepentingan negara, bangsa, dan rakyat Indonesia.

Bung Hatta telah mewariskan suri teladan sikap kenegararan dan kebangsaan dalam makna keadiluhuran sejati bukan hanya bagi bangsa Indonesia, namun bagi seluruh bangsa di marcapada ini.

Bung Hatta telah mengejawantahkan lagu mahakarya Kusbini :

Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami
dari untaian kalimat menjadi mahakarya kenyataan.
Terima Kasih, Bung Hatta!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com