Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesifikasi Glock 17, Pistol yang Disebut dalam Kasus Polisi Tembak Polisi

Kompas.com - 19/07/2022, 20:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kasus polisi tembak polisi menewaskan Brigadir J yang diduga ditembak menggunakan pistol Glock 17 yang dipakai Bharada E

Insiden polisi tembak polisi di kediaman Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Mabes Polri nonaktif, Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022).

Pistol Glock 17 yang muncul dalam kasus tersebut juga menuai polemik, sebab sejumlah pihak menyebut senjata api itu biasanya hanya digunakan oleh polisi setingkat perwira atau AKP. 

Menurut keterangan polisi, Bharada E memakai pistol Glock dengan magasin berisi 17 peluru. Sebanyak 5 peluru dimuntahkan Bharada E dan mengenai tubuh Brigadir J.

Sementara, Brigadir J disebut menggunakan pistol jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru. Sebanyak 7 peluru dilepaskan Brigadir J, tetapi tak satupun mengenai Bharada E.

Baca juga: Penggunaan Pistol Glock 17 oleh Bharada E Dinilai Tak Sesuai Aturan Dasar Kepolisian

Sejarah pistol Glock 17

Dikutip dari laman us.glock.com, Glock 17 adalah pistol yang dirancang oleh Gaston Glock, seorang insiyur dan pengusaha Austria.

Ia mendirikan Glock.inc pada 1963. Kemudian sejak 1970-an dia memulai mengembangkan dan memproduksi produk militer seperti pisau, granat, dan senapan mesin.

Pada awal 1980-an, pistol servis Glock semi-otomatis lahir untuk memenuhi kebutuhan militer Austria. 

Pistol ini resmi digunakan Angkatan Darat Austria pada 1983.

Setelah itu, pada 1984, pistol ini lulus uji ketahanan NATO.

Usai lulus uji ketahanan NATO, pistol ini mulai digunakan oleh negara lain, di antaranya adalah Norwegia.

Pada 1986, perusaahaan yang memproduksi Glock 17 membuka kantor pusatnya, Glock Inc, di Smyrna, Georgia, Amerika Serikat.

Baca juga: Polemik Glock 17, Pistol yang Disebut Buat Perwira, tapi Dipakai Bharada E

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com