Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Covid-19 Sebabkan Kerusakan pada Tubuh Setiap Terinfeksi

Kompas.com - 14/07/2022, 06:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi basis data nasional mengungkapkan, orang yang terinfeksi ulang virus corona Covid-19 memiliki lebih banyak risiko kesehatan. 

Artinya, penyintas Covid-19 akan semakin mengalami penurunan kesehatan setiap dia kembali terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Kasus Infeksi Melonjak, WHO: Virus Corona Masih Menyebar di Seluruh Dunia

Infeksi ulang memperparah penyakit

Dilansir dari WebMD, Kamis (7/7/2022), informasi tersebut disampaikan karena para peneliti melihat efek kesehatan yang lebih buruk selama infeksi aktif atau gejala yang berlangsung selama 6 bulan.

Hal itu menunjukkan hubungan langsung antara infeksi ulang dan Covid-19 yang lama.

"Infeksi ulang menambah atau memberikan kontribusi risiko kesehatan tambahan. Ini tidak sepenuhnya jinak, dan orang harus berusaha menghindari infeksi ulang," kata penulis utama studi Ziyad Al-Aly, MD.

Menurut dia, risiko reinfeksi tetap ada, meski Anda sudah divaksinasi dua kali atau belum.

Dalam beberapa kasus, orang mungkin telah terinfeksi sebelumnya dengan strain Delta dan sekarang terpapar Omicron atau subvariannya, BA.5, yang mungkin lebih baik dalam menghindari keefektifan vaksin.

"Mungkin juga infeksi pertama melemahkan beberapa sistem organ dan membuat orang lebih rentan terhadap risiko kesehatan ketika mereka mendapatkan infeksi kedua atau ketiga," tambah Al-Aly yang juga merupakan ahli epidemiologi klinis di Universitas Washington.

Baca juga: Kasus Pasien di Gunungkidul Meninggal karena Reinfeksi Covid-19, Dinkes Belum Tahu Penyebabnya

Reinfeksi berulang bikin tubuh melemah

Dalam studi, Al-Aly dan rekan-rekannya membandingkan 257.427 orang dengan infeksi pertama virus Covid-19 dengan sekelompok 38.926 orang yang sudah terinfeksi dua kali atau lebih.

Kemudian, mereka juga mengambil sample 5,4 juta orang yang tidak pernah terinfeksi.

Hasilnya telah dipublikasikan secara online 17 Juni sebagai studi pra-cetak, yang berarti belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Informasi untuk penelitian ini berasal dari para veteran di database perawatan kesehatan Departemen Urusan Veteran.

Tiga ahli Covid-19 yang tidak terlibat dalam penelitian mengajukan beberapa peringatan, termasuk bagaimana studi tentang veteran (lansia) mungkin atau mungkin tidak berlaku untuk populasi umum.

"Ini adalah studi pertama yang mengkarakterisasi risiko infeksi ulang," kata Eric Topol, MD selaku wakil presiden eksekutif Penelitian Scripps dan pemimpin redaksi untuk Medscape.

Dia menunjukkan bahwa infeksi kedua, dibandingkan dengan yang pertama, dikaitkan dengan tingkat kematian dua kali lipat dari penyebab apa pun, serta dua kali risiko masalah jantung atau paru-paru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com