Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bir Tawil, Tanah Tak Bertuan di Perbatasan Mesir-Sudan

Kompas.com - 12/06/2022, 19:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terletak di perbatasan Mesir dan Sudan, Bir Tawil merupakan tanah tak bertuan atau tidak diklaim oleh negara manapun.

Tak ada penduduk yang tinggal di sana, juga tak ada undang-undang yang mengatur wilayah itu.

Segitiga Bir Tawil adalah tanah seluas 2.060 kilometer persegi atau 795 mil persegi yang sebenarnya lebih berbentuk segi empat.

Ada dua cara untuk mengakses Bir Tawil, dikutip dari The Guardian.

Pertama, berangkat dari Khartoum, ibu kota Sudan, menggunakan mobil menuju Abu Hamed, sebuah pemukiman yang berasal dari kerajaan kuno Kush.

Hingga kini Abu Hamed berfungsi sebagai pos terdepan di kawasan itu sebelum memasuki gurun Nubia tandus yang berukuran dua kali daratan Inggris.

Selanjutnya, perjalanan harus melewati beberapa sarang geng bersenjata, sejumlah kecil unit militer, hingga sampai pada cakrawala pasir dan batuan tak berujung.

Perjalanan panjang melewati padang pasir dengan hembusan angin kering akan membawa Anda sampai pada Bir Tawil.

Baca juga: Ratusan Mumi Ditemukan Arkeolog di Pemakaman Kuno Mesir

Kedua, berangkat dari Aswan, kota paling selatan Mesir.

Selanjutnya, Anda harus melewati hamparan gersang yang terletak di antara Danau Nasser di barat dan Laut Merah di timur.

Sebagian besar telah dinyatakan sebagai zona terlarang oleh tentara Mesir. Tidak ada yang bisa mendekati perbatasan tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin mereka.

Mengapa tak berpenghuni?

Ini adalah salah satu sengketa teritorial utama di dunia dari dua batas era Kerajaan Inggris, dikutip dari The Travel.

Pada saat itu, ada kondominium yang memungkinkan Inggris dan Mesir memiliki kedaulatan atas apa yang sekarang disebut Sudan di selatan.

Jadi pada saat itu, Sudan adalah setengah bagian dari Mesir.

Dua perbatasan didirikan. Salah satunya adalah batas politik Kondominium Anglo-Mesir 1899 yang membentang di sepanjang paralel utara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com