Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Catat Rekor Jumlah Pengungsi Dunia, Capai 100 Juta Orang

Kompas.com - 24/05/2022, 11:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Invasi Rusia di Ukraina telah mendorong jumlah pengungsi di seluruh dunia melebihi 100 juta orang untuk pertama kalinya.

"Jumlah orang yang terpaksa melarikan diri dari konflik, kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia, dan penganiayaan kini telah melampaui angka 100 juta untuk pertama kalinya dalam catatan," kata Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR), dikutip dari AFP.

"Ini didorong oleh perang di Ukraina dan konflik mematikan lainnya," sambungnya.

Angka yang mengkhawatirkan itu harus menggugah dunia untuk mengakhiri konflik yang memaksa sejumlah besar orang meninggalkan rumah mereka sendiri.

Meningkat sejak akhir 2021

UNHCR mengatakan, jumlah orang pengungsi meningkat menjadi 90 juta pada akhir 2021 akibat kekerasan di Ethiopia, Burkina Faso, Myanmar, Nigeria, Afghanistan, dan Republik Demokratik Kongo.

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 dan sejak itu, lebih dari delapan juta orang telah mengungsi di dalam negeri, sedangkan lebih dari enam juta pengungsi telah melarikan diri melintasi perbatasan.

Baca juga: 2021, UNHCR Salurkan Zakat ke 1,2 Juta Penerima di 14 Negara

"Seratus juta adalah angka yang mencolok, serius, dan mengkhawatirkan. Ini rekor yang seharusnya tidak pernah dibuat," kata Kepala UNHCR Filippo Grandi.

"Ini harus menjadi peringatan untuk menyelesaikan dan mencegah konflik yang merusak, mengakhiri penganiayaan, dan mengatasi penyebab mendasar yang memaksa orang tidak bersalah meninggalkan rumah mereka," sambungnya.

Angka 100 juta orang merupakan lebih dari satu persen populasi dunia. Hanya 13 negara yang memiliki populasi lebih besar dari jumlah itu.

Angka tersebut termasuk para pengungsi, pencari suaka, serta lebih dari 50 juta orang yang mengungsi di dalam negeri mereka sendiri.

"Tanggapan internasional terhadap orang-orang yang melarikan diri dari perang di Ukraina sangat positif," kata Grandi.

"Untuk membalikkan tren ini, satu-satunya jawaban adalah perdamaian dan stabilitas," tambahnya.

Baca juga: UNHCR: Pengungsi dari Ukraina 1 Juta Orang akibat Invasi Rusia

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com