Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Bulan Total Akan Terjadi pada 8 November 2022

Kompas.com - 14/05/2022, 18:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di sepanjang tahun 2022, akan terjadi 4 gerhana, baik gerhana Matahari maupun gerhana Bulan.

Keempat gerhana itu adalah Gerhana Matahari Sebagian (30 April/1 Mei 2022), Gerhana Bulan Total (15/16 Mei 2022), Gerhana Matahari Sebagian (25 Oktober 2022), dan Gerhana Bulan Total (8 November 2022).

Dari keempat gerhana yang ada, hanya 1 gerhana yang fenomenanya bisa disaksikan dari Indonesia, yakni Gerhana Bulan Total yang puncaknya akan terjadi pada 8 November 2022.

Hal itu diinformasikan oleh Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui laman Edukasi Sains Antariksa.

Baca juga: 4 Gerhana Akan Terjadi pada 2022, Satu di Antaranya Menyapa Indonesia

Gerhana Bulan Total 8 November 2022

Gerhana yang merupakan gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam siklus Saros 136 ini akan terjadi pada 8 November 2022 dan puncaknya akan terjadi pada pukul 18.59.12 WIB.

Fase total dari gerhana ini akan berlangsung selama 1 jam 24 menit 28 detik sejak pukul 18.16.42 WIB hingga 19.41.40 WIB.

Untuk puncak gerhana total ini dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia, kecuali Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Bengkulu.

Gerhana sendiri dapat dilihat dari arah Timur Laut.

Sesungguhnya, proses terjadinya gerhana sudah dimulai sejak pukul 15.02.20 WIB dengan fase Awal Penumbra (P1) dan selesai pada pukul 20.56.11 WIB dengan fase Akhir Penumbra (P4).

Hanya saja, untuk fase P1 tidak bisa disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Mengenal Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

Baru ketika gerhana memasuki fase Awal Sebagian (U1), sebagian wilayah di Indonesia khususnya di wilayah timur bisa melihatnya.

Misalnya masyarakat yang ada di Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, dan Kepulauan Tanimbar.

Kemudian untuk fase gerhana Awal Total (U2) bisa disaksikan oleh masyarakat di lebih banyak wilayah, yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kapuas Hulu.

Lebar maksimum Gerhana Bulan Total kali ini mencapai 135,89 persen diameter Bulan untuk umbra dan 241,43 persen diameter Bulan untuk Penumbra.

Baca juga: Fenomena Astronomi Mei 2022: Full Flower Moon hingga Black Moon

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pusat Riset Antariksa (@pussainsa_lapan)

Tidak hanya di Indonesia, gerhana ini juga bisa disaksikan di wilayah Benua Amerika, Islandia, Norwegia bagian utara, Swedia bagian utara, Finlandia, Rusia, Iran, Oman, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan Oceania.

Untuk Gerhana Bulan Total yang dapat disaksikan dari Indonesia selanjutnya baru akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, malam tahun baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032, dan 18 Oktober 2032.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com