Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Anak Krakatau Siaga, Ini Kondisi Pelayaran Selat Sunda

Kompas.com - 25/04/2022, 09:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gelogi (PVMBG), Badan Geologi menginformasikan kenaikan status Gunung Anak Krakatau dari yang sebelumnya Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III).

Mengacu informasi resmi dari PVMBG, peningkatan status ini diberlakukan sejak Minggu (24/4/2022) pukul 18.00 WIB, akibat adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan pada gunung bawah laut dengan ketinggian 150 mdpl itu.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Naik Status Jadi Siaga, Ini Imbauan bagi Warga

Update kondisi Gunung Anak Krakatau

PVMBG menyebut aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di kawasan Selat Sunda, Provinsi Lampung, masih dalam periode erupsi menerus.

Perubahan erupsi yang semula dominan abu menjadi tipe strombolian yang menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar.

Lontaran lava pijar ini salah satunya terjadi pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB yang teramati mengalir dan masuk ke laut.

Selain itu, data emisi SO2 (belerang dioksida) juga menunjukkan peningkatan drastis pada 23 April 2022.

Jika pada 14 April 2022 data emisi yang terpantau satelit masih ada di angka 28,4 ton per hari, maka pada 23 April 2022 jumlahnya sudah jauh di atas itu, yakni 9.219 ton per hari.

"Pantauan SO2 dari magma ini berkorelasi dengan peningkatan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini. Peningkatan SO2 yang signifikan mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang diikuti oleh aliran lava," jelas PVMBG dalam rilis resminya.

Kolom abu Gunung Anak Krakatau

Tak hanya itu, secara visual terpantau mengeluarkan hembusan asap berwarna putih setinggi 25-3.000 meter dari puncak dengan intensitas tipis hingga tebal, selama periode 1-24 April 2022.

Kolom abu berwarna putih hingga kehitaman juga teramati selama periode tersebut dengan ketinggian mencapai 2.000 m dari puncak.

Berdasarkan pengamatan insntrumental, di periode yang sama juga terekam adanya 21 gempa letusan, 155 gempa hembusan, 121 gempa low frequency, 17 gempa vulkanik dangkal, 38 gempa vulkanik dalam, dan beberapa gempa yang lain. 

Baca juga: Kondisi Gunung Anak Krakatau Siaga, Kolom Abu hingga 3.157 Mdpl

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com