Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksinasi Booster di Indonesia Baru Mencapai 13 Persen, Apa Kendalanya?

Kompas.com - 11/04/2022, 19:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com -Capaian vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster di Indonesia baru ada di kisaran 13 persen.

Jika melihat data terbaru dari Kementerian Kesehatan yang dipublikasikan di laman Dashboard Vaksin per hari ini, Senin (11/4/2022) pukul 12.00 WIB, capaian vaksin booster ada di 13,10 persen.

Angka ini merepresentasikan baru ada 27.291.778 yang menerima dosis penguat ini dari target total sejumlah 208.265.720 jiwa.

Padahal, di Indonesia vaksinasi booster sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2021 khususnya pada tenaga kesehatan, dan pada masyarakat umum dimulai 12 Januari 2022.

Baca juga: Vaksin Janssen Hanya Satu Kali Suntik, Bisakah Langsung Mendapat Booster?

Penghambat laju vaksinasi booster

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkap ada sejumlah kendala yang ditemui, sehingga jalannya vaksinasi booster terbilang lambat.

Salah satunya adalah kondisi pandemi Covid-19 yang sudah mulai membaik di Tanah Air.

"Untuk booster (laju lambat) karena kemarin kondisi semakin baik dan masyarakat yang ada takut dengan efek samping yang pernah dialami," jelas Nadia saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/4/2022).

Untuk jenis vaksin tertentu, sebagian penerimanya memang mengalami berbagai efek vaksinasi seperti nyeri, demam, dan sebagainya.

Alasan lain, masih banyak masyarakat yang memilih-milih jenis vaksin booster yang ingin didapatnya. Ini mengingat, saat ini tersedia banyak kombinasi vaksin yang sudah diizinkan sebagai suntikan booster.

"Masih ada yang pilih-pilih vaksin," ujar Nadia.

Baca juga: Aturan Mudik Wilayah Aglomerasi: Belum Booster Tak Perlu Tes Covid

Upaya pemerintah

Mengetahui adanya kendala-kendala tersebut di lapangan, pemerintah pun tak tinggal diam dan berupaya untuk terus menggenjot capaian vaksinasi dosis ketiga dengan berbagai cara.

"Edukasi terus-menerus dan (vaksin booster) menjadi syarat perjalanan," kata Nadia.

Hal itu terbukti di masa mudik Lebaran tahun ini, pemerintah membebaskan masyarakat yang sudah vaksin booster untuk bisa mudik tanpa harus melakukan skrining Covid-19 dengan metode apapun.

Mereka bisa langsung melakukan perjalanan dengan moda transportasi apapun, tanpa ada kewajiban melakukan tes RT-PCR ataupun tes antigen.

Pasca pengumuman ketentuan mudik Lebaran ini disampaikan pemerintah, Nadia mengaku sempat ada kenaikan laju vaksinasi booster di masyarakat.

"Ada peningkatan, yang awalnya sekitar 300 ribu (per hari) sejak 10 hari sebelum Ramadhan ini meningkat sampai 700 ribu (per hari) dan di minggu pertama ini terjadi penurunan kembali ke 300 ribu (per hari)," papar Nadia.

Pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga oleh pemerintah dilakukan untuk menambah daya tahan tubuh masyarakat terhadap infeksi Covid-19, meskipun kondisi pandemi sudah relatif melandai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Tren
Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Tren
Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Tren
Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Tren
Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Tren
Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tren
Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com