KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang luar biasa pada kesehatan dan perekonomian masyarakat.
Sementara itu dampak sosial yang tak dapat dilupakan adalah adanya anak-anak yang harus menjadi yatim piatu.
Indonesia mencatat sebanyak 112.198 korban meninggal akibat Covid-19. Jumlah korban meninggal harian di Indonesia juga masih yang tertinggi di dunia dalam beberapa hari terakhir.
Dari jumlah korban meninggal tersebut, diperkirakan sebagian di antaranya adalah orang tua yang masih memiliki tanggungan anak.
Yang sakit, bisa sembuh pulih sehat kembali
Yang sulit finansial, bisa bangkit kembali bahkan jadi kayaTapi yang kehilangan orang tua..
Selamanya tidak akan mendapatkan orang tuanya kembali ????Mari bersama-sama kita https://t.co/r8hzWp1nz3 anak-anak yatim/piatu akibat wabah ???? pic.twitter.com/JfP5DcSJEJ
— Ainun Najib (@ainunnajib) August 4, 2021
KawalCovid, gerakan yang selama ini konsen dalam pencatatan kasus memprediksi ada sebanyak 50.000 anak Indonesia mendadak menjadi yatim/piatu karena orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19.
Berangkat dari kondisi tersebut, muncul sebuah gerakan yang bertujuan membantu anak yatim/piatu akibat pandemi corona yang bernama Kawal Masa Depan.
"Menurut estimasi dari @KawalCovid akan ada sekitar 50.000 anak yang menjadi yatim akibat pandemi. Orang yang sakit bisa sembuh, namun anak yang kehilangan orang tua akan kehilangan selamanya," kata Kalis Mardiasih salah satu penggagas Kawal Masa Depan.
Kalis mengatakan, hingga Senin (9/8/2021) sudah 300 lebih pendaftar. Pihaknya juga berkolaborasi dengan berbagai NGO/yayasan dan komunitas lokal untuk menjangkau penerima manfaat yang lebih luas.
Baca juga: UPDATE 11 Agustus: Bertambah 1.579, Total 112.198 Orang Meninggal akibat Covid-19