Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pesonamologi Narada

Kompas.com - 31/07/2021, 10:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NASKAH ini saya tulis khusus bagi yang sudah bosan membaca naskah terkait Corona. Bagi para penggemar naskah terkait Corona sebaiknya berhenti membaca sampai di sini.

Bagi yang nekat lanjut membaca harap bertanggung-jawab atas kenekatan diri sendiri masing-masing.

India

Sama halnya dengan kelirumologi bukan ilmu membuat kekeliruan maka pesonamologi juga bukan ilmu membuat pesona.

Pesonamologi sekadar suatu upaya mempelajari pesona. Kali ini tentang pesona Narada. Hanuman India masih mirip Anoman Indonesia namun Narada India jauh beda dari Narada Indonesia.

Narada India ganteng memesona seperti penyanyi rock n roll Elvis Presley atau raja dangdut, Rhoma Irama. Sementara Narada Indonesia overweight gimbal-gimbul mirip Semar dan saya.

Narada India merdu menyanyi sehingga konon sempat memesona Kresna bahkan Shiwa. Narada Indonesia pandai bersilat lidah sehingga konon tidak pernah kalah debat.

Suara cempreng Narada Indonesia khas tiada dua maka langsung bisa dikenal telinga sebelum terlihat mata.

Ada tiga versi Narada India yaitu Mahabharata, Purana, dan Jainisme yang bahkan memiliki 9 Narada di dalam kosmologi Jain yaitu Bhima, Mahabhima, Rudra, Maharudra, Kala, Mahakala, Durmukha, Narakamukha dan Adhomukha.

Narada di Indonesia cukup satu saja yaitu versi Wayang Purwa.

Indonesia

Menurut pedalangan Wayang Purwa, Batara Narada adalah putra Sanghyang Caturkaneka. Ayahnya adalah sepupu Sanghyang Tunggal sebagai ayah dari Batara Guru.

Pada mulanya Narada berwujud tampan. Ia bertapa di tengah samudera sambil memegang pusaka cupu Linggamanik pemberian ayahnya.

Hawa panas yang dipancarkan Narada sempat membuat kahyangan gonjang-ganjing. Batara Guru mengirim para dewa-dewi untuk menghentikan Narada dari tapanya. Akan tetapi tidak seorang pun dewa mampu mewujudkan perintah tersebut.

Batara Guru memutuskan berangkat sendiri untuk menghentikan tapa Narada. Narada pun terbangun. Keduanya kemudian terlibat perdebatan seru. Batara Guru kalah debat maka marah dan mengutuk Narada sehingga berubah wujud menjadi jelek.

Sebaliknya, karena Narada telah dikutuk tanpa penyebab yang jelas, Batara Guru pun terkutuk berlengan empat.

Sadar bahwa Narada memang lebih pandai darinya, maka Batara Guru memohon maaf dan meminta Narada supaya sudi tinggal di kahyangan sebagai staf ahli diplomasi Swargaloka.

Dalam pentas pedalangan, tempat tinggal Batara Narada disebut dengan nama Kahyangan Sidiudal-udal alias kawasan Swargaloka yang gemar mengudal-udal.

Mustahil sempurna

Menurut tafsir subyektif saya pribadi ada kesamaan antara Semar dan Narada bukan hanya bentuk ragawi yang overweight saja. Semar adalah pendamping Pandawa di marcapada sementara Narada adalah pendamping para dewata di swargaloka.

Narada sebagai ahli debat yang senantiasa terbuka untuk dikritik merupakan indikasi kesuriteladanan bahwa pada hakikatnya manusia mustahil sempurna.

Maka tidak ada manusia termasuk para cendekiawan dan penguasa yang dianggap sempurna sehingga tidak boleh dikritik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com