Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Malang, Ini Analisis dan Rekomendasi BMKG

Kompas.com - 10/04/2021, 15:33 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa dengan magnitudo 6,7 mengguncang Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (10/4/2021) pukul 14.05 WIB.

Gempa yang terpusat di Malang ini juga dirasakan di sejumlah wilayah di Pulau Jawa, di antaranya Solo, Yogyakarta, Pasuruan, Blitar, Tulungagung, Wonogiri, dan sekitarnya.

Meski termasuk memiliki kekuatan yang besar, gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Bagaimana analisis BMKG soal gempa Malang?

Kepala Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Akhmad Taufan Maulana mengatakan, gempa yang terjadi termasuk gempa tektonik.

Baca juga: Gempa Magnitudo 6,7 Malang, Apa Dampak ke Aktivitas Merapi?

"Hasil analisis BMKG dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempa bumi ini memiliki magnitudo sebesar 6,7 kemudian di-update menjadi magnitudo 6,1," ujar Taufan dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu, (10/4/2021).

Ia menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 80 km.

Jenis dan mekanisme gempa bumi

Dari laporan BMKG, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Selain itu, pusat gempa terletak di antara:

  • 90 km baratdaya Kabupaten Malang, Jawa Timur
  • 95 km tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur
  • 100 km tenggara Kota Blitar, Jawa Timur
  • 190 km baratdaya Surabaya, Jawa Timur
  • 700 km tenggara Jakarta, Indonesia

Baca juga: Gempa Magnitudo 6,7 Hari Ini Trending di Twitter

Daerah yang ikut merasakan gempa bumi

Dari kekuatan gempa tersebut, beberapa wilayah juga melaporkan terasa guncangan gempa. Berikut rinciannya:

  • Guncangan gempabumi dirasakan di daerah Turen dengan skala V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun)
  • Guncangan gempabumi dirasakan di Karangkates, Malang, Blitar dengan skala IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah )
  • Guncangan gempabumi dirasakan di Kediri, Trenggalek, Jombang dengan skala III-IV MMI, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu)
  • Guncangan gempabumi dirasakan di Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara dengan skala II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)

Taufan mengungkapkan, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Baca juga: Gempa Magnitudo 6,7 Guncang Malang, Berikut Wilayah yang Ikut Merasakan

Belum ada gempa bumi susulan

Selain itu, Taufan mengatakan, hingga Sabtu (10/4/2021) pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Pasca gempa Malang, BMKG telah mengeluarkan rekomendasi kepada masyarakat.

Berikut rekomendasi BMKG:

  • Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
  • Masyarakat diminta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal mereka cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum mereka kembali kedalam rumah.

Untuk mendapatkan informasi terkini dan terpercaya, masyarakat dapat melihat atau me-update melalui akun media sosial resmi BMKG di Instagram/Twitter @infoBMKG, situs www.bmkg.go.id, atau inatews.bmkg.go.id.

Baca juga: Gempa Magnitudo 6.7 Berpusat di Malang, Terasa di Sejumlah Wilayah di Jawa

Selain itu, bisa juga memantau informasi resmi melalui aplikasi BMKG yang telah diunduh di ponsel Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Tren
Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Tren
Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Tren
Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Tren
Sejarah Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia Piala Thomas dan Piala Uber, Apa Bedanya?

Sejarah Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia Piala Thomas dan Piala Uber, Apa Bedanya?

Tren
Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku 1 Mei 2024

Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku 1 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com