KOMPAS.com - Pandemi virus corona belum juga berakhir.
Sejak pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada Desember 2019 silam, virus yang diketahui menyerang saluran pernapasan tersebut terus mengalami mutasi dan menjadi strain virus baru.
Adanya mutasi tersebut membuat sifat dan karakteristiknya berbeda dari virus induknya.
Baca juga: Epidemiolog: Sudah Ada 40.000-an Mutasi SARS-CoV-2
Ada yang disebutkan lebih cepat menular, ada yang memiliki tingkat keganasan lebih lemah dan sebagainya.
Misalnya strain baru virus corona yang ditemukan di Inggris, Jepang, Afrika Selatan, dan Brasil.
Strain baru virus ini juga ternyata bisa terjadi di mana saja, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, varian baru virus corona di Inggris atau VOC 202012/01 telah terdeteksi di 60 negara.
Melansir AFP melalui The Guardian, Rabu (20/1/2021), dibandingkan minggu lalu, jumlah tersebut bertambah 10 negara.
Strain baru virus corona di Inggris, pertama kali terdeteksi pada pertengahan Desember, oleh WHO diperkirakan antara 50 dan 70 persen lebih menular daripada aslinya.
Baca juga: Studi Ungkap Alasan Mengapa Varian Baru Covid-19 Inggris Lebih Menular