KOMPAS.com - Gunung Semeru melontarkan guguran lava dan awan panas pada Sabtu (16/1/2021) pukul 17.24 WIB.
Awan panas guguran meluncur sejauh kurang lebih 4 kilometer ke arah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Kepala Pusat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, sejauh ini aktivitas vulkanik gunung masih tinggi.
"Aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih tinggi. Status masih level 2 (Waspada). Kami terus memantau intensif perkembangan aktivitas Gunung Semeru," kata Kasbani saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/1/2021).
Kasbani menjelaskan, berdasarkan pengamatan hingga Minggu pukul 06.00 WIB, terdengar 3 kali suara letusan atau gemuruh dari gunung yang terletak di Jawa Timur ini.
Tercatat, terjadi 8 kali letusan berdurasi 60-100 detik, 1 kali guguran berdurasi 50 detik, 7 kali hembusan berdurasi 35-85 detik, dan 5 kali tremor harmonik dengan durasi 50-3673 detik.
Kasbani mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman lahar dingin di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru.
"Mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," ujar dia.
Sementara itu, radius 1 kilometer dari puncak Gunung Semeru dan 4 kilometer arah bukaan kawah disterilkan dari aktivitas masyarakat.
Baca juga: Letusan Gunung Semeru, Status Waspada, dan Potensi Ancaman Bahayanya...
Kasbani mengatakan, dua gunung lain yang aktivitas vulkaniknya juga tinggi, yaitu Gunung Sinabung dan Gunung Lewotolok.
Gunung Lewotolok
Menurut Kasbani, saat ini Gunung Ili Lewotolok berstatus siaga atau level 3.
Masyarakat di sekitar gunung dimbau untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selain itu, area sektoral di arah Tenggara sejauh 4 kilometer dari puncak Gunung Ili Lewotolok hingga ke pantai juga diminta steril dari kegiatan masyarakat.