Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Lanjutkan Penggunaan 2 Vaksin Flu yang Sempat Dihentikan

Kompas.com - 02/11/2020, 17:03 WIB
Nur Rohmi Aida,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Singapura kembali melanjutkan penggunaan dua vaksin influenza, SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra.

Sebelumnya, penggunaan kedua vaksin tersebut dihentikan pada 25 Oktober 2020 karena adanya kasus kematian puluhan orang di Korea Selatan.

Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan, pada Sabtu (31/10/2020), vaksin dapat kembali dipakai.

Diberitakan Straitstimes, Kemenkes Singapura mengungkapkan, berdasarkan informasi yang dirilis otoritas kesehatan Korea Selatan sebelumnya, kemungkinan vaksin menjadi penyebab kematian adalah rendah.

Namun, penyebab kematian yang terjadi pada 71 orang di Korea Selatan kemungkinan akibat adanya penyakit yang mendasari. Adapun, saat ini kasus tersebut tengah diselidiki lebih lanjut.

Baca juga: Alasan Singapura Hentikan Sementara Penggunaan 2 Vaksin Flu

Dalam pernyataannya, Kemenkes Singapura juga mengatakan Korea Selatan tidak mengaitkan kematian yang terjadi dengan produsen vaksin mana pun.

Kemenkes Singapura menyebut Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) telah meninjau laporan mengenai kejadian buruk lokal beserta data keamanan global kedua vaksin tersebut dan menemukan profil keamanan vaksin konsisten dengan yang ada selama ini.

HSA pun meninjau laporan pengujian dari semua batch kedua vaksin tersebut, dan menemukan kedua vaksin memenuhi standar kualitas.

Oleh karena itu, Kemenkes Singapura mengatakan penyedia layanan kesehatan saat ini telah diberitahu bahwa vaksin flu tersebut maupun vaksin-vaksin lain dapat terus digunakan.

Akan tetapi, sebagaimana obat yang lain, Kemenkes Singapura mengingatkan vaksin influenza dapat memiliki sejumlah efek samping.

Efek samping tersebut termasuk rasa sakit dan kemerahan di tempat suntikan, demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan mual, yang umumnya ringan serta akan hilang dengan sendirinya.

Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami demam tinggi, reaksi alergi, dan sesak napas yang mungkin memerlukan perhatian medis.

Baca juga: Wisatawan China Bisa Berkunjung ke Singapura Mulai 6 November 2020

“Vaksinasi influenza memberikan perlindungan terhadap virus influenza musiman, dan efektif dalam mengurangi risiko komplikasi dan kematian akibat influenza," tulis Kemenkes Singapura.

"Hal ini terutama berlaku untuk kelompok rentan seperti lansia, kaum muda, wanita hamil, mereka yang memiliki riwayat medis tertentu yang sudah ada sebelumnya. Mereka yang dianjurkan untuk menerima vaksinasi influenza sangat disarankan melakukannya demi kesehatan dan kesejahteraan mereka,” lanjutnya.

Dalam sebuah pernyataan, Minggu (1/11/2020), Sanofi Pasteur yang merupakan produsen VaxigripTetra menegaskan keamanan produknya.

“Semua batch VaxigripTetra diproduksi dengan sepenuhnya mematuhi standar internasional berkualitas tinggi dan proses Sanofi Pasteur; mereka semua menjalani pengujian kendali mutu internal yang ketat dan dikendalikan di Prancis oleh laboratorium kendali obat resmi independen yang bertindak atas nama Badan Obat Eropa sebelum diimpor ke Singapura, ”kata perusahaan itu sebagaimana dikutip dari SCMP.

Baca juga: Virus Corona, Singapura Bersiap Masuki New Normal pada Akhir Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com