KOMPAS.com - Sejumlah negara di Eropa masih terus mengalami lonjakan kasus Covid-19. Sebut saja Perancis, yang mencatatkan hampir 12.000 kasus harian.
Melansir The Guardian, 25 September 2020, peningkatan kasus ini diduga karena Perancis mengesampingkan kebijakan penguncian.
Hal yang sama terjadi dengan Spanyol. Dengan total kasus yang melebihi 700.000 kasus, negara ini juga tak akan menerapkan lockdown kedua.
Menurut Pemerintah Spanyol, yang dibutuhkan saat ini adalah kepatuhan dan komitmen individu.
Sementara itu, Swedia, mengalami penurunan kasus Covid-19 secara signifikan karena warganya dengan sukarela mematuhi protokol pencegahan. Hal yang terjadi di Swedia dinilai bisa memberikan pelajaran bagi komunitas global.
Namun, menurut para ahli, setiap negara harus menemukan pendekatan yang berbeda.
Baca juga: Melihat Gelombang Kedua Pandemi Corona di Eropa Saat Ini
Direktur darurat regional WHO untuk Eropa, Dorit Nitzan, mengatakan, fokus Swedia ada pada kebijakan yang berkelanjutan, keterlibatan warga, dan kepatuhan sukarela.
Akan tetapi, menurut dia, pendekatan Swedia mungkin tidak dapat diterapkan di setiap negara.
Di Swedia, kontrak sosial antara pemerintah dan penduduknya secara historis didasarkan pada tingkat kepercayaan yang sangat tinggi.
Nitzan mengatakan, jika suatu negara ingin mengadopsi apa yang dilakukan Swedia, bukan berarti harus melakukan hal yang sama persis.
“Strategi setiap negara untuk mengendalikan Covid-19 harus didasarkan pada situasi dan konteks spesifiknya, dan dapat diterima secara ilmiah dan budaya. Ini adalah cara pendekatan yang dilakukan oleh Swedia," ujar Nitzan.
Ia menyebutkan, WHO ingin melihat apa yang dilakukan Swedia karena negara itu dinilai berhasil menyesuikan langkah penanganannya dengan perilaku dan latar belakang masyarakatnya.
Hal ini yang membuat kebijakan yang diambil menjadi efektif.
Baca juga: Rempah Bantu Dokter Hadapi Wabah di Eropa, seperti Apa?
Namun, sekolah tetap dibuka untuk siswa yang lebih muda.