Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Bahaya Laten Virus Corona

Kompas.com - 18/09/2020, 10:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

FAKTA telah membuktikan bahwa angkara murka virus Corona telah berjaya merusak kesehatan jutaan nyawa manusia di planet bumi ini.

Sebenarnya bahaya laten virus Corona bukan hanya merusak kesehatan ragawi namun juga ganas merusak kesehatan batin manusia.

Wabah

Bahkan virus Corona potensial merusak kesehatan batin manusia tanpa secara langsung nyata menyentuh sistem biologis manusia namun cukup dalam bentuk suasana lebih abstrak yang disebut sebagai wabah.

Akibat wabah Corona perasaan manusia rawan berlumuran rasa cemas, was-was, khawatir, gelisah, takut, panik dan beraneka ragam jenis perasaan bersifat negatif dan destruktif.

Apabila berlanjut apalagi secara kumulatif maka gangguan perasaan kemudian memuncak menjadi kebencian. Kemudian kebencian rawan berubah dari sekadar perasaan menjadi perilaku kekerasan batiniah mau pun lahiriah yang nyata dilakukan manusia terhadap sesama manusia.

Alhasil di tengah kemelut pagebluk Corona umat manusia menjadi saling curiga satu dengan lainnya sambil saling menyalahkan sehingga memecah-belah hubungan dimulai dari antar insan lalu antar keluarga kemudian kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, suku, ras, agama, bahkan memuncak antar negara dan bangsa.

Wabah Influenza 1920 memicu prahara depresi ekonomi global memicu malapetaka dahsyat Perang Dunia II.

Amerika Serikat

Silakan simak apa yang terjadi di Amerika Serikat sebagai negara yang sementara ini menyandang nilai tertinggi dalam keterpaparan terhadap virus Corona.

Akibat panik menghadapi prahara Corona, angka statistik perceraian di Amerika Serikat meningkat di samping juga kekerasan lahir mau pun batin yang dilakukan antar warga sebagai indikasi keterpecah-belahan sosial di negeri yang konon merupakan suri teladan demokrasi itu.

Proses perpecah-belahan politik juga sedang terjadi di mana Walikota memusuhi Gubernur, memusuhi Menteri, dimusuhi Wapres yang saling bermusuhan dengan Presiden, sementara militer bermusuhan dengan polisi di tengah suasana permusuhan antar ras seperti yang sedang terjadi di Amerika Serikat.

Permusuhan antara Partai Demokrat versus Republik juga makin menjadi-jadi apalagi pada masa menjelang pilpres Amerika Serikat
Doa

Jelas jangan sampai kita latah meniru apa yang sedang mubazir bahkan mudarat dilakukan oleh bangsa Amerika Serikat sebab suasana pecah-belah sama sekali tidak selaras dengan makna adiluhur sila poros Pancasila yaitu Persatuan Indonesia.

Maka marilah kita bersama-sama dengan penuh kerendahan hati bersujud memanjatkan doa memohon perkenan Yang Maha Kasih menganugerahkan kekuatan lahir batin kepada bangsa Indonesia agar mampu dan mau segera berhenti memusuhi sesama warga Indonesia demi bersatu-padu, bergotong-royong bahu-membahu saling membantu dan mendukung dalam perjuangan bersama melawan angkara murka musuh bersama yang sebenarnya yaitu virus Corona. Amin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Tren
Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Tren
Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Tren
Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Tren
Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com