KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi selama dua minggu atau 14 hari.
Perpanjangan PSBB transisi dimulai pada hari ini, Jumat (28/8/2020), hingga 10 September 2020.
Efektifkah perpanjangan PSBB transisi ini untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta?
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, perpanjangan PSBB transisi di DKI Jakarta sebagai langkah yang tepat.
Belum optimalnya sejumlah kebijakan yang dilakukan selama ini, menurut dia, menjadi alasan mengapa PSBB transisi harus diperpanjang.
"PSBB transisi yang diperpanjang di Jakarta ini akan tetap bermanfaat karena memang belum optimal apa yang dilakukan selama ini," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/8/2020).
Apalagi, lanjut dia, ketika dilihat dari intervensi program hingga harus dievaluasi. Demikian pula implementasinya.
"Termasuk sudah semestinya diberikan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan. Sanksi tersebut bisa diberikan untuk instansi, perkantoran dan juga masyarakat atau publik," kata dia.
Baca juga: Anies Memperpanjang PSBB Transisi hingga 10 September 2020
Dicky juga menyarankan agar dilakukan optimalisasi kegiatan edukasi ke masyarakat untuk mencegah penularan.
Edukasi soal protokol kesehatan tersebut harus terus dilakukan tanpa henti.
"Kemudian juga edukasi ke masyarakat dalam perilaku pencegahan, ini juga yang harus terus dilakukan," kata Dicky.
Selain itu, perlu upaya penataan integrasi dengan daerah penyangga Ibu Kota.
Pasalnya, ada peluang terjadinya kasus-kasus impor yang berasal dari daerah penyangga jika integrasi tidak segera dilakukan secara ketat.
"Karena daerah-daerah itu yang berpotensi besar berkontribusi dalam kasus-kasus impor dari daerah penyangga, kan mobilitas serta bekerjanya di Jakarta," kata Dicky.