Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trending di Twitter, Berikut Sejarah Keris

Kompas.com - 04/08/2020, 17:58 WIB
Jihad Akbar

Penulis

KOMPAS.com - Tagar SaveKeris menjadi salah satu trending topic di media sosial Twitter, Selasa (4/8/2020).

Sejumlah pengguna Twitter memperbincangkan video unggahan akun @blantik_pedhet yang menampilkan beberapa pria memotong keris.

Video tersebut diunggah Senin (3/8/2020).

Hingga Selasa (4/8/2020) pukul 16.20 WIB, video tersebut ditonton sekitar 77 ribu pengguna Twitter.

Lantas, bagaimanakah sejarah keris?

Asal-usul keris hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Sebagaimana diberitakan Kompas.com (11/8/2015), sebagian menyebutnya berasal dari Jawa, misalnya Bambang Harsrinuksmo dalam Ensiklopedi Keris (2004).

Namun, sebagian menyebutnya berasal dari budaya Melayu, seperti Sir Thomas Raffles dalam The History of Java (1817). Yang jelas, UNESCO telah menyebut keris sebagai a distinctive, asymmetrical dagger from Indonesia.

Teka-teki kapan munculnya keris pernah diberitakan Harian Kompas pada 8 November 1982. Pimpinan Museum Sonobudoyo Yogyakarta Djoko Soekiman menyebut, pada relief candi Borobudur dan candi Prambanan, tidak tampak adanya senjata keris.

Di relief kedua candi itu senjata yang terlihat adalah pedang.

Djoko menilai hal tersebut turut membuktikan ketika masa pembangunan candi Borobudur dan candi Prambanan senjata keris belum ada.

Candi Borobudur diperkirakan dibangun sekitar tahun 750 hingga 800, sedangkan candi Prambanan dibangun sekitar tahun 850.

Baca juga: Belanda Serahkan Tombak dan Keris Pusaka Jaman Perang Puputan Klungkung

Keris, kata Djoko, baru mulai terlihat pada relief di candi Jago di Malang, Jawa Timur. Candi Jago dibangun sekitar abad ke-13.

Fungsi keris

Sementara itu, Harian Kompas pada 1 Juni 1996 memberitakan, seorang insinyur lulusan ITB yang melakukan riset terkait keris bersama Universitas Indonesia, Haryono Guritno, mengungkapkan setidaknya ada 28 fungsi keris. 

Di antaranya keris adalah gaman (senjata), warisan, pusaka, jimat, sipat kandel (semacam keyakinan diri), tanda pribadi, tanda keluarga, dan tanda keprabon (kepangkatan).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com