Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suhono Harso Supangkat
Guru Besar ITB

Guru Besar ITB. Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas. Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan. 

Transformasi Digital, antara Eksekusi, Kepemimpinan dan Pembudayaan

Kompas.com - 03/08/2020, 09:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Digitalisasi telah menjadi tekat dari berbagai korporasi, organisasi hingga pemerintahan. Hanya saja cara dan metode eksekusinya berbagai macam, hingga hasilnya juga bisa beragam. Bisa berhasil, kurang berhasil, belum berhasil, bahkan gagal.

Banyak orgnaisasi yang menunjukan bahwa pembuatan aplikasi berbasis web dan aplikasi mobile sudah merupakan keberhasilan dari proses digitalisasi. Kemudahan membuat aplikasi membuat masing-masing unit organisasi berlomba membuat aplikasi, sehingga kadang suatu organisasi berhasil membuat aplikasi yang banyak sekali.

Sekitar enam tahun lalu, bahkan ada salah satu pemimpin kota mengumumkan bahwa kota tersebut telah membuat sekitar 400 aplikasi yang diterapkan di kota tersebut. Beliau membandingkan dengan Kota (negara) Singapura yang mempunyai sekitar 1.600 aplikasi.

Kemudian beliau mengatakan kota tersebut sudah cerdas (smart). Namun ternyata, dengan ukuran tingkat peningkatan kualitas layanan, kota tersebut masih jauh dari predikat Cerdas.

Antara satu aplikasi dengan aplikasi belum nyambung, bahkan antara pengelola dan pengguna mungkin juga bingung, namun kalau ditanya, aplikasi ini, aplikasi itu sudah dibuat.

Digitalisasi bukanlah membuat proses digital dari proses yang ada menjadi otomatisasi, tetapi merupakan proses transformasi. Transformasi adalah proses perubahan yang terstruktur yang direncanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Digitalisasi seolah memang mengandung makna teknologi informasi sebagai bagian upaya kental dari transformasi. Dengan digital antara satu data dengan jutaan data bisa diproses dalam suatu pemroses yang sama dan dengan media komunikasi yang sama.

Disrupsi inilah yang menjadi penghela berbagi sarana dan prasarana (infrastruktur sharing), sebagai inti dari manfaat teknologi digital.

Aspek kemudahan membuat aplikasi digital, kadang membuat bagian unit tidak sabar membuatnya, lupa meninggalkan koordinasi dengan bagian unit yang lain, bahkan sering kita dengar, yang penting segera kita launching dulu, koordinasi belakangan.

Inilah tembok tembok atau silo-silo terjadi di organisasi baik pemkot atau korporasi bahkan universitas.

Penulis bersama tim di ITB telah mengembangkan suatu kerangka kerja Transformasi Digital (Garuda Digital Transformation), yang mencoba memberikan pedoman kerja transformasi Digital, seperti terlihat di gambar di bawah.

Kerangka Kerja Transformasi Digital Garuda (Smart City & Community Innocation Center).arry.arman@itb.ac.id; suhono@stei.itb.ac.id Kerangka Kerja Transformasi Digital Garuda (Smart City & Community Innocation Center).

Kerangka ini mencoba menggambarkan bagaimana langkah langkah organisasi melakukan proses trasnformasi, agar lebih berhasil dan dirasakan manfaatnya baik secara internal maupun eksternal korporasi.

Kerangkan kerja dibagi 4 bagian utama, yaitu kepemimpinan dan pembudayaan, strategi, teknologi dan realisasi.

Pemimpin memegang peran penting karena transformasi digital adalah transformasi organisasi perusahaan. Efisiensi, produktivitas, kualitas layanan tentu menjadi objektif dari organisasi.

Proses ini tidak bisa ditugaskan semata kepada unit pengelola teknologi informasi, tetapi merupakan upaya bersama yang harus dipimpin dan dikordinasikan oleh level pimpinan tertinggi organisasi (CxO).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com