Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghitung Kematian Covid-19 di Indonesia dengan Panduan WHO

Kompas.com - 23/06/2020, 11:47 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Guna mengetahui jumlah pasti total kematian yang diakibatkan oleh Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan panduan cara pengklasifikasiannya.

Panduan ini diharapkan dapat menyeragamkan penghitungan yang dilakukan oleh negara-negara terjangkit, sehingga data yang terkumpul dapat lebih akurat.

Dalam panduan yang dikeluarkan WHO pada 7 Juni 2020, setiap kematian yang disebabkan oleh kondisi klinis yang mengindikasikan Covid-19 atau adanya konfirmasi positif Covid-19, itulah yang dihitung sebagai kematian karena Covid-19.

Kondisi klinis yang mengarah pada indikasi medis Covid-19, misalnya sindrom kesulitan bernapas yang akut, kegagalan sistem pernapasan, dan adanya pneumonia.

Jika pun pasien meninggal sebelumnya memiliki riwayat penyakit penyerta, penyakit itu tetap dimasukkan dalam laporan dan dihitung secara terpisah, karena diduga memicu terjadinya Covid-19 yang parah dan fatal.

Namun tetap, Covid-19 lah yang dituliskan sebagai penyebab kematiannya.

Panduan lengkap dapat dilihat dalam link berikut  ini.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 23 Juni: 9,1 Juta Orang Terinfeksi | Saudi Gelar Ibadah Haji Terbatas

Penghitungan kasus kematian Covid-19 di Indonesia

Jika mendasarkan penghitungan angka kematian Covid-19 di Indonesia menggunakan panduan yang diberikan WHO, maka kasus kematian tidak hanya diinput dari total kasus positif Covid-19 yang meninggal.

Lebih dari itu, orang-orang yang berstatus sebagai Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) yang memiliki indikasi medis mengarah ke Covid-19 dan meninggal, juga akan turut dihitung.

Berdasarkan data dari masing-masing provinsi hasil rekapitulasi hingga 19 Juni 2020 sebagaimana dirangkum oleh LaporCovid19, total kematian terkait Covid-19 di Indonesia, termasuk kasus positif, ODP, dan PDP, sudah ada di angka  8.711 kasus.

Rinciannya dapat dibaca pada data LaporCovid19 berikut ini.

Baca juga: Penasihat Trump Sebut Virus Corona Buatan China

Jadi, apabila cara penghitungan dari WHO yang diterapkan untuk mengetahui jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia, maka jumlahnya sudah jauh dari angka yang dilaporkan Pemerintah.

Mengacu pada laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, per Senin (22/6/2020), total kasus Covid-19 meninggal di Indonesia ada sebanyak 2.500 kasus. 

Angka itu diperoleh hanya dari kematian pasien-pasien yang secara tes PCR/swab telah dikonfirmasi sebagai penderita Covid-19.

Sementara orang-orang berstatus ODP dan PDP yang memiliki indikasi medis ke Covid-19, atau hasil tesnya belum keluar namun sudah lebih dulu meninggal, tidak diperhitungkan sebagai kasus meninggal karena Covid-19. 

Baca juga: Tentang Virus Corona Covid-19, Apa Itu Istilah ODP, PDP, dan Suspek?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com