Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal Gerhana Matahari Cincin di Indonesia: Berawal di Aceh, Berakhir di Papua

Kompas.com - 21/06/2020, 07:03 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada hari ini, Minggu (21/6/2020), akan terjadi fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC).

Di Indonesia tak semua wilayah di Tanah Air bisa menyaksikan Gerhana Matahari Cincin.

Fenomena GMC tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya karena bertepatan dengan summer solstis, sehingga dinamakan Cincin Api Solstis.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan), menyebutkan, Cincin Api Solstis cukup langka karena terakhir terjadi pada 21 Juni 1648 dan akan terulang lagi pada 21 Juni 2039.

Gerhana kali ini bisa disaksikan di 432 kota dan kabupaten yang ada di 31 provinsi.

Di Indonesia, gerhana paling awal bisa disaksikan di Sabang, Aceh, pada pukul 13.16 WIB.

Sementara, kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir yakni Kepanjen, Jawa Timur, pada pukul 15.19 WIB.

Adapun, untuk waktu puncak gerhana juga akan disaksikan pada waktu yang berbeda.

Baca juga: Langka, Gerhana Matahari Cincin 21 Juni Dinamakan Cincin Api Solstis, Mengapa?

Wilayah yang akan mengalami waktu saat puncak gerhana paling awal adalah Kota Sabang, Aceh pada pukul 14.34 WIB.

Kota Agats, Papua, akan menjadi kota yang mengalami waktu puncak paling akhir pada pukul 17.37 WIT.

Selengkapnya, berikut jadwal terjadinya Gerhana Matahari Cincin di berbagai daerah:

Aceh

  • Gerhana dimulai pukul 13.16 WIB
  • Puncak gerhana pukul 14.40 WIB
  • Gerhana berakhir pukul 15.48 WIB

Sumatera Utara

  • Gerhana dimulai pukul 13.37 WIB
  • Puncak gerhana pukul 14.48 WIB
  • Gerhana berakhir pukul 15.48 WIB

Sumatera Barat

  • Gerhana dimulai pukul 14.03 WIB
  • Puncak gerhana pukul 14.54 WIB
  • Gerhana berakhir pukul 15.37 WIB

Riau

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com