YANG dituduh sebagai biang keladi pageblug virus Corona ternyata bukan cuma kelelawar. Trenggiling ikut tertuduh.
Hidangan terbuat dari daging trenggiling populer sebagai kuliner yang disajikan di pasar tradisional Wuhan yang memang tersohor menyajikan aneka ragam makanan terbuat dari daging beraneka ragam satwa termasuk trenggiling.
Konon virus Corona yang berada di tubuh trenggiling ketika dimakan manusia di Wuhan langsung menular ke dalam tubuh manusia untuk merusak saluran pernafasan manusia.
Maka reputasi trenggiling tercemar sebagai biang-keladi Corona.
Trenggiling yang di dalam bahasa Inggris disebut sebagai pangolin merupakan satu-satunya jenis mamalia bersisik ordo Pholidota yang tubuhnya dilindungi lapisan keratin.
Di saat menghadapi marabahaya, trenggiling bisa menggulungkan tubuhnya sehingga berbentuk bundar seperti bola. Sisik trenggiling melindungi tubuh trenggiling dari cengkeraman dan gigitan predator.
Namun sikap menggulung diri trenggiling malah memudahkan manusia untuk menangkapnya. Trenggiling lazim hidup di dalam lubang pepohonan atau liang tanah tergantung jenisnya.
Trenggiling adalah mahluk nokturnal yang keluar mencari mangsa hanya di malam hari dengan menggunakan lidah panjangnya untuk menangkap semut dan rayap.
Trenggiling terancam punah akibat ditangkap manusia agar daging dan sisiknya dapat digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional China yang dianggap berkhasiat untuk menyakit berbagai jenis penyakit psikis kaum perempuan yang dianggap kerasukan setan, bahkan juga dianggap bisa menyembuhkan telinga tuli sampai malaria.
Pendek kata trenggiling diyakini berkhasiat paripurna untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit manusia.