KOMPAS.com - Umat Buddha di seluruh dunia merayakan Hari Raya Waisak 2020 pada hari ini, Kamis (7/5/2020).
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, perayaan Waisak kali ini dirayakan di tengah pandemi virus corona di seluruh dunia.
Hingga hari ini, tercatat lebih dari 3,8 juta orang terinfeksi virus corona. Situasi ini membuat banyak negara melakukan penguncian.
Bagaimana perayaan Hari Raya Waisak di sejumlah negara?
Dewan Eksekutif Pusat telah menyarankan komite lokal, pagoda, dan Lembaga Buddha Nasional untuk tidak mengadakan ritual, parade atau pertunjukan seni yang melibatkan lebih dari 20 orang.
VBS mengatakan, tiga lonceng akan berbunyi serempak pada pagi harinya di semua tingkatan Kantor Komite Buddhis, pagoda, dan Lembaga Buddha di seluruh negeri.
Pada saat yang sama, pengikut Buddha di seluruh negeri juga akan melakukan ritual untuk berdoa bagi bangsa selama periode yang sulit ini.
Tahun lalu, Vietnam sukses menyelenggarakan perayakan Waisak internasional yang dihadiri oleh 1.650 delegasi dari 112 negara.
Baca juga: Sejarah Hari Raya Waisak: Lahirnya Pangeran Siddharta
Meski jam malam diberlakukan karena adanya pandemi virus corona, umat Buddha Sri Lanka bersiap untuk merayakan Waisak 2020.
Pada 7 dan 8 Mei 2020, perayaan akan digelar di rumah masing-masing setelah pemerintah memperpanjang jam malam hingga 11 Mei 2020.
Dilansir dari UCA News, Selasa (5/5/2020), Ruvini Attapattu, 57, dari Pannala, mengatakan, tak banyak toko yang mendekorasi toko mereka dengan lentera yang khas pada Vesak kali ini.
Menurut dia, umat Kristen Sri Lanka juga ikut meramaikan Hari Waisak dengan menghias gereja.
"Beberapa orang Kristen telah menghias gereja dan rumah mereka dengan lampion dan bendera kertas," kata Attapattu.
Para biksu di Kuil Pannala telah meminta jemaatnya untuk membuat lentera di rumah mereka dan menghindari penggunaan bahan plastik.