Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Tetap Waspada tetapi Tidak Panik di Tengah Kekhawatiran Wabah Virus Corona

Kompas.com - 22/03/2020, 10:17 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah virus corona masih menjadi kekhawatiran di dunia, termasuk di Indonesia.

Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya kasus positif Covid-19, penyakit yang disebabkan infeksi virus corona jenis baru.

Setelah hampir tiga minggu, jumlah kasusnya terus bertambah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat.

Masyarakat diimbau untuk waspada, tetapi tidak panik. Di tengah gempuran informasi seputar virus corona, tak sedikit yang merasakan kecemasan.

Bagaimana cara menjaga kesehatan mental dengan tetap waspada tetapi tidak panik dan takut berlebihan menghadapi wabah virus corona?

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Koentjoro, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/3/2020), memberikan ulasannya mengenai hal ini.

Pahami konsep dasar  

Koentjoro mengungkapkan, hanya ada satu cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat agar tidak panik menghadapi situasi wabah penyakit ini, yakni kembali ke konsep dasarnya.

"Satu yang harus kita lakukan, kita harus kembali kepada konsep pentingnya antibodi. Virus itu, apa pun itu, ada di sekitar kita. Tetapi yang bisa melawan hanya antibodi kita," kata Koentjoro.

Ia mencontohkan, saat kita bersin, artinya sistem tubuh tengah menolak virus yang masuk ke dalam tubuh.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperkuat antibodi sebagai senjata utama menghadapi virus.

"Dengan cara olahraga yang cukup, istirahat yang cukup. Sebetulnya itu, sehingga tidak perlu kita takut secara berlebihan. Selama kita sehat, itu tidak masalah. Vitamin E juga vitamin C itu saja sudah cukup," ujar dia.

Jika sudah memahami konsep dasar dari virus dan tahu cara melawannya, maka masyarakat tidak akan panik yang berlebihan.

Baca juga: [POPULER TREN] Cara Membuat Cairan Disinfektan | Penularan Virus Corona dari Orang Tanpa Gejala

Jangan panik, jangan panik!

epa08303883 A woman wearing a face mask attends the start of the annual cherry blossom bloom on the Tidal Basin in Washington, DC, USA, 18 March 2020. Efforts to contain the coronavirus COVID-19 pandemic have caused travel disruptions, sporting events cancellations, runs on cleaning supplies and food and other inconveniences. USA now has 6,624 cases and more than 100 deaths.  EPA-EFE/JIM LO SCALZOJIM LO SCALZO epa08303883 A woman wearing a face mask attends the start of the annual cherry blossom bloom on the Tidal Basin in Washington, DC, USA, 18 March 2020. Efforts to contain the coronavirus COVID-19 pandemic have caused travel disruptions, sporting events cancellations, runs on cleaning supplies and food and other inconveniences. USA now has 6,624 cases and more than 100 deaths. EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Dalam ilmu psikologi, panik atau cemas memiliki peran yang besar dalam pengambilan keputusan dan tindakan seseorang.

Yang terjadi saat ini, menurut Koentjoro, karena ketidaksiapan masyarakat menerima berbagai aliran informasi soal Covid-19, akhirnya kecemasan itu muncul.

"Secara psikologis itu menggambarkan ketakutan, bahwa kecemasan itu menular. Ketika ketakutan dan kecemasan itu menular, maka yang akan terjadi adalah orang menjadi semakin depresi, bingung, dan sebagainya," jelas  Koentjoro.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com