Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Makarim, Menteri Paling Solutif, Efektif dan Efisien Versi Indo Barometer

Kompas.com - 18/02/2020, 06:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Survei yang dilakukan Indo Barometer menempatkan Nadiem Makarim sebagai menteri dengan cara kerja paling efektif dan efisien di Kabinet Indonesia Maju mengungguli pembantu-pembantu Presiden Joko Widodo lainnya.

Hasil survei yang dipublikasikan Indo Barometer, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ini mendapat persentase 31 persen dari variabel kinerja menteri terbaik yang diukur dari cara kerja efektif dan efisien.

Menteri dengan cara kerja paling efektif dan efisien kedua, menurut survei adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan nilai 20,7 persen, lalu Menteri BUMN Erick Thohir di posisi ketiga dengan nilai 20,7 persen.

Di sisi lain, Nadiem juga menjadi menteri yang paling bisa memberikan solusi dengan persentase 47,6 persen.

Setelah Nadiem, terdapat nama Sri Mulyani sebagai menteri yang dinilai paling solutif dengan persentase sebesar 19 persen.

Kemudian, di posisi ketiga adalah Prabowo Subianto dengan persentase sebanyak 14,3 persen. 

Baca juga: Erick Thohir, Menteri Paling Berani Versi Survei Indo Barometer

Nadiem juga didapuk sebagai menteri paling jenius kedua setelah Sri Mulyani dengan persentase 19 persen. 

Sementara berdasarkan survei, Sri Mulyani menempati urutan pertama sebagai menteri paling jenius dengan skor 31,7 persen. 

Sedangkan di posisi ketiga sebagai menteri terpintar adalah Menteri BUMN Erick Thohir dengan skor 19 persen. 

Indo Barometer menggunakan sampel sebanyak 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error ditetapkan sebesar kurang lebih 2,83 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden yang dipilih lembaga survei ini yakni warga negara yang sudah berusia di atas 17 tahun dan sudah memiliki hak pilih.

Baca juga: Disebut Survei Jadi Salah Satu Menteri Terbaik, Ini Komentar Erick Thohir

Gebrakan Nadiem Makarim

Sejak dilantik 23 Oktober 2019, Nadiem langsung membuat sejumlah gebrakan. Ia mengeluarkan kebijakan baru di bidang pendidikan, salah satunya penghapusan Ujian Nasional (UN).

Penghapusan UN ini masuk dalam kebijakan "Merdeka Belajar" yang digagas Nadiem.

Setidaknya, ada tiga alasan kuat Nadiem dan Kemendikbud untuk mengganti ujian nasional (UN) ke metode asesmen kompetensi.

Pertama, berdasarkan hasil survei dan diskusi Kemendikbud dengan berbagai orang tua, siswa guru dan kepala sekolah, materi ujian nasional terlalu padat sehingga para peserta didik cenderung fokus menghafal materi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com