KOMPAS.com - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid atau Gus Sholah meninggal dunia pada usia 77 tahun, Minggu (2/2/2020) malam.
Gus Sholah meninggal karena sakit yang dideritanya. Ia menjalani operasi bedah jantung dan kondisinya terus menurun hingga akhirnya berpulang di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta.
Semasa hidupnya, Gus Sholah merupakan sosok yang dinilai idealis dan selalu mengingatkan akan pentingnya persatuan dan kesatuan masyarakat.
Pada tahun politik, 2018-2019, Gus Sholah selalu muncul dengan pernyataan-pernyataan yang menyejukkan dan selalu mengingatkan untuk menjaga persaudaraan.
Mengenang Gus Sholah, berikut sejumlah pernyataannya yang mengingatkan masyarakat untuk tak terpecah belah karena politik.
Baca juga: NU: Berpulangnya Gus Sholah, Kehilangan Besar Kita Semua...
Jelang Pilpres 2019, adik Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid ini, mengharapkan pemilihan presiden berjalan damai.
Ia mengingatkan para elite politik untuk tidak mengeluarkan penyataan provokatif.
"Para elite politik kita harap tidak keluarkan kata-kata yang bisa menyulut emosi atau kemarahan," ujar Gus Sholah, seperti diberitakan Kompas.com, 1 November 2018.
Kampanye jelang pemilu yang berlangsung berbulan-bulan, kata dia, jangan dihabiskan untuk memicu pertengkaran, terutama di media sosial.
Pada sebuah kesempatan lain, Gus Sholah juga mengingatkan agar kontestasi politik tak membuat persaudaraan rusak.
"Kan eman-eman (sayang), hanya karena pemilu, kemudian kita ribut dengan kawan kita, dengan saudara kita," ujar Gus Sholah.
Ia juga menekankan, agar masyarakat mendukung siapa pun yang jadi pemenang pemilu. Untuk itu, diperlukan sikap legowo.
Baca juga: Meninggal Dunia karena Sakit, Ini Profil dan Perjalanan Gus Sholah...
"Kita harus menerima ketentuan Allah. Siapa pun yang menang, mari kita dukung," ujar Gus Sholah.
Dalam beberapa kesempatan, Gus Sholah juga selalu melontarkan pernyataan yang menyerukan agar seluruh elemen bangsa dapat menjaga keberagaman, saling menghargai antar-sesama serta tidak merasa sebagai paling benar.
Selain itu, ia mengajak masyarakat mengehentikan caci maki, fitnah, ataupun ucapan yang menyinggung orang lain.
Dalam hal ini, Gus Sholah menggandeng para tokoh dan ulama melakukan upaya bersama.
"Mudah-mudahan sadarlah. Saya kira, hoaks itu fitnah, enggak benar. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Harus ingat dosalah," ujar Gus Sholah.
Selamat jalan, Gus Sholah...
(Sumber: Kompas.com/Moh.Syafii, Jessi Carina| Editor: Farid Assifa,, Khairina, Robertus Belarminus, Dian Maharani)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.